Terlalu Dekat Dengan Lubang Hitam Monster, Sebuah Bintang Terancam Tersedot ke Dalam

- 1 Desember 2021, 11:15 WIB
Para peneliti menemukan sebuah bintang yang berputar di sekitar lubang hitam dan dapat tersedot kapan saja ke dalamnya.
Para peneliti menemukan sebuah bintang yang berputar di sekitar lubang hitam dan dapat tersedot kapan saja ke dalamnya. /The SXS (Simulating eXtreme Spacetimes)/Handout via Reuters

PR BEKASI – Para ilmuwan dibuat bingung dengan sebuah rekaman video yang mengerikan baru-baru ini yang memperlihatkan sebuah bintang berputar-putar di sekitar lubang hitam monster yang satu juta kali lebih berat dari Matahari.

Ini bukan masalah bagi kita di Bumi karena lubang hitam terdekat, yang disebut Unicorn, berjarak 1.500 tahun cahaya.

Dan lubang hitam supermasif di pusat Bima Sakti, Sagitarius A, bahkan lebih jauh 26.000 tahun cahaya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kamis, 2 Desember 2021: Aries dan Taurus di Awal Bulan Beban Kerja Meningkat

Tapi ada sistem bintang di luar sana, di kedalaman ruang angkasa, di mana bintang malang tertangkap mengorbit lubang hitam.

Dalam apa yang disebut sistem biner, lubang hitam biasanya terlihat melepaskan bintang pendampingnya, menyedot materi bintangnya dan tumbuh dalam prosesnya.

Tapi apa sebenarnya yang akan terjadi pada sebuah bintang jika ia mengitari lubang hitam yang jauh lebih berat dari Matahari kita?

Baca Juga: Pesawat Ruang Angkasa Melambat Saat Lewati Puncak Kutub, NASA Selidiki Penyebabnya

Pertanyaan ini diajukan oleh para peneliti di Institut Max Planck untuk Astrofisika di Garching, Jerman, yang menjalankan serangkaian simulasi superkomputer untuk menguji skenario tersebut.

Secara total, para ilmuwan mensimulasikan delapan bintang yang berayun melewati lubang hitam dari jarak 24 juta mil untuk melihat bagaimana tarikan gravitasi yang kuat akan mempengaruhi mereka.

Hasil penelitian mereka dibahas dalam sebuah video yang diproduksi oleh Badan Antariksa AS, NASA .

Baca Juga: Rafathar Sering Caper karena Cemburu pada Rayyanza, Raffi Ahmad: Dia Tiba-tiba Ngempeng dan Pengin Dibedong

"Para ilmuwan menggunakan simulasi superkomputer untuk melemparkan delapan jenis bintang yang berbeda ke lubang hitam monster,” kata narator Scott Wiessinger, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Rabu, 1 Desember 2021.

Tujuan mereka adalah untuk membuat model yang lebih realistis dari peristiwa gangguan pasang surut, yang terjadi ketika bintang-bintang sial menyimpang terlalu dekat dengan lubang hitam.

"Gaya gravitasi menciptakan pasang surut yang intens yang merusak bintang-bintang dan memecahnya menjadi aliran gas," tambah narator.

Baca Juga: Terancam Dilanda Gempa dan Tsunami Besar, Komedian Jepang Sebut Negaranya Sedang Menuju Bahaya

Menurut NASA, ini adalah simulasi pertama dari jenisnya yang menggabungkan fisika yang dijelaskan Albert Einstein 100 tahun lalu, yaitu teori relativitas umum dengan bintang virtual yang memiliki struktur internal yang realistis.

Saat bintang-bintang mendekati lubang hitam, gravitasi mulai meregang dan mengubah bentuknya.

Dalam beberapa kasus, bintang-bintang ditarik secara paksa menjadi aliran gas panjang yang disebut gangguan pasang surut.

Baca Juga: Lionel Messi Menangkan Trofi Ballon d'Or 2021, Pecahkan Rekor Penghargaan di Sepanjang Kariernya

Namun, dalam beberapa kasus, bintang-bintang ditemukan hanya sebagian terganggu dan mempertahankan sebagian massanya sebelum kembali ke bentuk normalnya setelah pertemuan mengerikan mereka.

Simulasi dipimpin oleh Taeho Ryu, seorang rekan ilmuwan di Institut Max Planck, dan melibatkan bintang-bintang dengan massa mulai dari sekitar sepersepuluh hingga sepuluh kali massa Matahari kita.

Para ilmuwan menyimpulkan bahwa peluang bintang untuk sepenuhnya terganggu tidak murni terkait dengan massa melainkan kepadatan.

Baca Juga: Klaim Dapat Hancurkan Ukraina Dalam 5 Menit, Vladimir Putin Keluarkan Ancaman Perang Dunia 3

"Bintang seperti Matahari, bersama dengan mereka dengan 0.15, 0.3, dan 0.7 massa Matahari, bertahan pertemuan dekat mereka,” kata narator.

"Tapi bintang-bintang dengan 0,4, 0.5, tiga, dan 10 kali massa Matahari benar-benar terkoyak. Perbedaan antara kelangsungan hidup dan kehancuran tergantung pada kepadatan internal bintang," tambahnya.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah