PR BEKASI - Aktivitas Rusia di Ukraina diperkirakan akan segera ditiru oleh China untuk mengancam Taiwan.
Pakar memprediksi hal itu setelah melihat kedekatan China dan Rusia, apalagi setelah mencapai kesepakatan untuk mengangkut gas Rusia ke China.
Proyek Power of Siberia 2 akan mulai beroperasi apda tahun 2030 mendatang. Proyek tersebut akan mengirimkan sebanyak 50 miliar meter kubik gas melewati Mongolia menuju China.
Proyek raksasa tersebut akan dipimpin oleh dua perusahaan konglomerat di Rusia dan China, Gazprom dan China National Petroleum.
Baca Juga: Sinopsis Film Batman Forever, Val Kilmer dan Robin Hadapi Balas Dendam Two Face
Brandon Weichert yang merupakan analis geopolitik mengungkapkan ikatan strategis lain telah disusun antara China dan Rusia, untuk memperkuat geopolitik kedua negara.
"Kami sudah melihat jumlah koordinasi yang menakjubkan antara Moskow dan Beijing terkait dengan berbagai masalah strategis," ujar Brandon, dikutip dari laman Express pada Minggu, 2 Januari 2022.
"Beijing melihat secara dekat apa yang dilakukan Moskow di Ukraina Timur, dan bagaiaman Barat menanggapi provokasi Rusia tersebut, sebagai contoh kasus tentang bagaimana Beijing akan berperilaku terhadap Taiwan, Filipina, Vietnam, Australia, atau India," ucapnya.
Brandon menilai semakin seringnya Beijing dan Moskow berkoordinasi, semakin besar kemungkinan antara kedua negara untuk mendorong kembali campur tangan Amerika Serikat yang tak diinginkan.