PIKIRAN RAKYAT – DI Shaheen Bagh, New Delhi, India, api suci dinyalakan oleh pemuka agama Hindu seraya merapalkan ayat sucinya. Dia dikelilingi orang-orang dari berbagai agama.
Shaheen Bagh menjadi saksi keberagaman agama di India yang kini tengah terbelah dua karena Citizenship Amendment Act (CAA), amandemen Undang-Undang India yang memperbolehkan imigran asal Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan yang menganut agama selain Islam menjadi warga negara India.
Amandemen tersebut dirumuskan partai nasionalis India, Bharatiya Janata Party (BJP), yang salah satu anggotanya adalah Perdana Menteri India, Narendra Modi. Amandemen itu direspons dengan merebaknya demonstrasi di Shaheen Bagh.
Aljazeera melaporkan sebagaimana dikutip Pikiran Rakyat, para pemerhati politik serta partai oposisi menyatakan bahwa CAA merupakan pelanggaran konstitusi sekuler India.
Baca Juga: Warga Terus Suarakan Soal Banjir di Jatimulya, Berharap Pemkab Bekasi Beri Perhatian Lebih
Pihak-pihak oposisi tersebut saat ini tengah meminta kajian ulang atas amandemen tersebut.
Sejak diumumkannya CAA pada Desember 2019, masyarakat India dari berbagai latar belakang agama turun ke jalan berdemonstrasi menuntut menghentian amandemen itu.
Di Shaheen Bagh, demonstran yang dipimpin wanita-wanita muslim memblokir jalan raya utama sejak 16 Desember 2019.
Peristiwa itu terjadi sehari setelah polisi menyerang dua universitas berbasis Islam guna membubarkan demonstrasi dengan gas air mata dan granat setrum.
Serangan polisi tersebut berakhir dengan jatuhnya korban luka-luka dari kubu mahasiswa.
Sejak kejadian tersebut, Shaheen Bagh menjadi tempat berkumpulnya demonstran dari berbagai agama dan menyerukan slogan-slogan seperti “selamatkan konstitusi” dan “hidup persatuan rakyat”.
Pada Kamis 6 Februari 2020, kegiatan berdoa bersama dari berbagai agama dilaksanakan.
Para pemuka agama dari agama-agama besar di India seperti Hindu, Islam, Sikh, dan Kristen, membaca kitab suci masing-masing sebagai bentuk persahabatan keagamaan.
Baca Juga: Prabowo Akan Buat Patung Bung Karno Naik Kuda, Minta Izin Megawati
Pluralitas dalam demonstrasi tersebut sangat menonjol melalui slogan-slogan yang diteriakkan, seperti “Jai Shri Ram” dari agama Hindu, “Allahu Akbar” dari agama Islam, “Jo bole, so nihaal, Sat Sri Akal” dari agama Sikh, dan “Jai Yeeshu” dari agama Kristen.
Menurut Neelanjan Sircar, peneliti ilmu politik dari Ashoka University India, tindakan partai BJP diindikasikan merupakan sebagai upaya memenangi pemilihan umum di Delhi dengan menggunakan politik identitas.
“Strategi yang cukup jelas, tetapi juga sangat berbahaya. Luka seperti ini tidak akan hilang begitu saja,” ucapnya.
CAA merupakan amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India yang sudah berlaku sejak tahun 1955.
CAA dianggap mendiskriminasi umat muslim karena tidak mengikutsertakan imigran beragama Islam dalam undang-undangnya.
India yang merupakan negara sekuler dengan populasi 1,3 miliar penduduk, dan 15 persen di antaranya beragama Islam.***