Tak Bisa Berbahasa Inggris, Mahasiswa Tiongkok di Australia Dipukuli hingga Bonyok

- 2 Maret 2020, 19:08 WIB
CONSTANTINE, mahasiswa Tiongkok yang menjadi korban tindak kekerasan yang dipicu oleh rasisme yang dilakukan oleh warga Australia.*
CONSTANTINE, mahasiswa Tiongkok yang menjadi korban tindak kekerasan yang dipicu oleh rasisme yang dilakukan oleh warga Australia.* /World of Buzz/

PIKIRAN RAKYAT – Seorang mahasiswa berkewarganegaraan Tiongkok yang diketahui bernama Constantine baru saja menerima perlakuan yang tidak menyenangkan berupa tindak kekerasan saat dirinya tengah berada di Adelaide, Australia.

Saat itu Constantine sedang berkunjung ke Australia dalam rangka mempelajari sejarah fencing atau seni budaya olahraga yang mengandalkan ketangkasan dengan menggunakan senjata.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari World of Buzz, mahasiswa Tiongkok tersebut diserang oleh seorang pria yang diduga sebagai penjahat yang merupakan warga Australia.

Tindak kekerasan disebabkan hanya karena Constantine tidak berbicara dalam bahasa inggris. Akibatnya mahasiswa yang tidak bersalah tersebut mengalami luka yang cukup parah di bagian tulang pipi dan mata kanannya.

Baca Juga: Miris, Lebih dari 50 Persen Muslim Indonesia Belum Bisa Baca Alquran 

Peristiwa penyerangan tersebut awalnya beredar melalui unggahan dari pemilik akun Facebook Mark Holgate. Dalam unggahannya, Holgate menyebut pelaku tindak kejahatan merupakan seorang warga Australia.

“Hari ini saya benar-benar marah sekaligus malu menjadi warga Australia. 3 hari lalu, seorang mahasiwa Tiongkok saya diserang secara tiba-tiba saat dirinya tengah berjalan dan berbicara dalam bahasa lain (bukan bahasa Inggris),” tutur Holgate.

Holgate menyebut pelaku sebagai seorang pengecut dan rasis. Di tengah perkembangan zaman yang semakin modern, Holgate mengaku heran karena sikap rasisme masih ada di negaranya.

“Pengecut yang menyerang Constantine itu menghinanya dengan ucapan yang mengandung rasisme. Pengecut tersebut juga menyuruhnya berbicara dalam bahasa Inggris. Setelah itu, menyerang Constantine hingga terluka cukup parah di bagian tulang pipi dan mengenai mata kanannya,” tutur Holgate.

Baca Juga: PKS Sebut Nurmansyah Lubis 'Paket Komplet' Dampingi Anies Baswedan 

"Dia akan membutuhkan operasi rekonstruksi wajah yang serius dan mahal agar tidak kehilangan mata," ujar Mark. Penyebaran Virus corona dari Tiongkok menjadi alasan sehingga pria tersebut melakukan tindakan tersebut.

“Negara kita memiliki sejarah rasisme yang buruk. Jagalah teman-teman Asiamu, virus corona hanyalah alasan lain yang memicu kekerasan rasis ini," ujarnya.

Alih-alih bertujuan untuk belajar sejarah fencing di Australia, Constantine malah harus mendapat penanganan serius di bagian wajahnya, tepatnya di pipi dan mata bagian kanan.

Baca Juga: Kasus Pertama Virus Corona di Indonesia Ditemukan, Harga Masker Melonjak Tinggi

Mark Holgate juga menjelaskan bahwa pelaku kini sudah diamankan pihak kepolisian setempat. Dilaporkan pelaku ditangkap saat berada di lokasi yang sama dengan peristiwa kekerasan yang dipicu rasisme tersebut.

Mark merasa prihatin atas kejadian tersebut hingga akhinya memutuskan untuk membuka donasi yang nantinya akan digunakan untuk membayar biaya operasi Constantine melalui halaman situs GoFundMe.***

 

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: World Of Buzz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah