Digerogoti Krisis Nasional, Rusia, Tiongkok, Iran dan Turki Nantikan Kemunduran Kekuasaan AS

- 3 Juni 2020, 21:50 WIB
PARA demonstran melakukan aksi protes atas kematian pria berkulit hitam George Floyd di Trafalgar Square, London, Inggris pada Minggu, 31 Mei 2020.*
PARA demonstran melakukan aksi protes atas kematian pria berkulit hitam George Floyd di Trafalgar Square, London, Inggris pada Minggu, 31 Mei 2020.* /The Guardian/

PR BEKASI – Sementara Pemerintah Amerika Serikat tengah dihadapkan dengan aksi demonstrasi yang masih terus berlangsung di beberapa kota, sejumlah negara dikabarkan menikmati momen tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Jerusalem Post, Rusia, Tiongkok, Iran dan Turki nampaknya sedang menunggu-nunggu Amerika Serikat benar-benar terpuruk dan memicu kekacauan tatanan multipolar.

Dalam beberapa waktu terakhir, keempat negara dikabarkan terus menjalin kerja sama yang kian menguat setiap harinya. Rusia, Tiongkok, Iran dan Turki gencar menghadiri forum pertemuan dunia yang tidak dihadiri oleh Amerika Serikat.

Baca Juga: Aksi Protes Memanas di AS, KBRI Washington D.C Pastikan Beri Keamanan dan Keselamatan WNI 

Untuk berupaya keempat negara saling berkoordinasi melawan Amerika Serikat melalui media pemerintahan yang didanai dan diberi hak yang sangat istimewa seperti RT, TRT, Iran’s Tasnim, Fars News dan berbagai outlet media Tiongkok.

Mereka tengah menunggu saat-saat kondisi Amerika Serikat mulai melemah untuk kemudian melancarkan agenda yang menjadi tujuan mereka sejak lama.

Bagi Turki dan Iran, tujuan mereka menanti titik terlemah Amerika Serikat muncul yakni untuk memuluskan rencana internal yang berkaitan dengan sisi keagamaan.

Turki dan Iran memiliki rencana-rencana utama terkait Islamic Revolutionary Guard Corps dan Muslim Brotherhood yang sangat memengaruhi eksistensi Tehran dan Ankara.

Baca Juga: Kemenperin Pastikan Industri Makanan dan Minuman Siap Jalani Tatanan New Normal 

Mantan Presiden Iran baru-baru ini mengemukakan pendapatnya mengenai kekuasaan Amerika Serikat yang mulai mengalami kemunduran. Ia menyebut Iran tengah mempersiapkan skenario perlawanan untuk melawan arogansi Amerika Serikat.

Sejak Islamic Revolutionary Guard Corps berdiri tahun 1979 lalu, alarm perang dunia ketiga sempat muncul antara Amerika Serikat dan Uni Soviet saat itu tahun 1980an kabarnya mengundang kekalahan di tubuh blok barat sehingga memicu kebangkitan politik Islam yang berakar di Tehran dan selanjutnya di Ankara.

Tiongkok kini gencar mendorong India untuk membuat sederet aksi perlawanan terkait sengketa wilayah perbatasannya. Lalu mendorong Iran untuk mulai mengirim tanker ke Venezuela.

Sedangkan Rusia didukung untuk mengirim pesawat tempur ke Libya dan Suriah yang belakangan diduduki Amerika Serikat.

Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Dikabarkan Meminta Petani Setop Tanam Sayur demi Tiongkok, Simak Faktanya 

Sementara itu Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Amerika Serikat kini dilanda masalah besar yang bertubi-tubi, berurusan dengan masalah yang disebabkan oleh anggota kepolisian di Minneapolis serta kasus virus corona yang masih sulit dikendalikan.

Peskov juga mengatakan dirinya sangat bersyukur karena masalah serupa tak dialami Rusia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Jerussalem Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x