Kasus Kematian Capai 4.694, Pemerintah Swedia Dinilai 'Gagal Total' Tangani Covid-19

- 9 Juni 2020, 21:02 WIB
POTRET Stefan Löfven, Perdana Menteri Swedia
POTRET Stefan Löfven, Perdana Menteri Swedia //Instagram/@StefanLofven

Stefan Lofven mengatakan di masa lalu bahwa dirinya mempercayai orang Swedia untuk bertindak secara bertanggung jawab.

Sementara ahli epidemiologi negara, Anders Tegnell mengklaim ilmu pengetahuan telah mendukung dalam penerapan kebijakan.

Stefan Lofven bersikeras dengan keputusannya untuk tidak memaksakan kuncian dan mengatakan tingkat kematian adalah karena kegagalan dalam sistem perawatan untuk orang tua.

"Saya pikir strateginya tepat. Tetapi telah diketahui bahwa sangat banyak orang di daerah-daerah tertentu meninggal dunia dalam perawatan lansia. Maka perawatan lansia perlu ditingkatkan," kata Stefan Lofven.

Baca Juga: Bukan Hanya Dokter dan Perawat, Keluarga Nakes Juga Bisa Masuk Jalur Afirmasi PPDB 2020 Jabar 

Sementara Jimmie Akesson, pemimpin Demokrat Swedia meminta Anders Tegnell untuk mengundurkan diri.

"Strategi di Swedia bukan untuk mencoba menahan infeksi, tetapi sebaliknya. Dengan demikian, strategi itu telah gagal total. Karena itu Anders Tegnell harus mengundurkan diri," kata Jimmie Akesson.

Akan tetapi Anders Tegnell membantah dengan menyebut penolakan negara itu untuk memberlakukan kuncian sebagai sebuah kegagalan.

Anders Tegnell sebelumnya menunjukkan bahwa Stockholm akan menerapkan pembatasan pada awal wabah, jika mereka tahu dari 4.500 warga Swedia akan mati.

Baca Juga: Sejumlah Pedagang Positif, Jabar Targetkan 700 Pasar Tradisional untuk Gelar Pemeriksaan Covid-19 

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah