Pasien Kanker Kena Dampak Buruk Invasi Rusia, Ada yang Sampai Gunakan Obat Ilegal

- 10 Mei 2022, 18:24 WIB
Ilustrasi. Pakistan kesulitan obat-obatan kanker dari Rusia.
Ilustrasi. Pakistan kesulitan obat-obatan kanker dari Rusia. /Pixabay/Parentingupstream/

Banyak rumah sakit mengkonfirmasi bahwa sejumlah obat kanker, termasuk obat kemoterapi dari Rusia dan Belarusia telah berhenti di Pakistan selama beberapa bulan terakhir.

Hal ini memaksa pasien untuk membeli obat kemoterapi mahal yang ditawarkan oleh perusahaan multinasional atau beralih ke obat-obatan ilegal.

Baca Juga: Kejutan One Piece 1049, Peran Pendekar Pedang Topi Jerami Sudah Berakhir, Zoro Akan Mati di Arc Wano?

Menurut Dr Khurram Ahmed, seorang ahli onkologi, menyatakan MAB adalah obat yang menawarkan jenis terapi untuk mengenali dan menemukan protein spesifik pada sel kanker.

“Antibodi monoklonal dapat memicu respons sistem kekebalan yang dapat menghancurkan dinding luar (membran) sel kanker. Ini menghalangi pertumbuhan sel," kata Dr Khurram Ahmed, seorang ahli onkologi.

Dia juga menjelaskan bahwa MAB dapat memotong pertumbuhan sel kanker dalam tubuh pasien.

Baca Juga: Jadwal dan Harga Tiket Konser Kahitna hingga Tiara Andini 'Bahaya Mantan Terindah' di Bandung

"Beberapa antibodi monoklonal memblokir hubungan antara sel kanker dan protein yang mendorong perkembangan sel suatu aktivitas yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup kanker,” jelasnya, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Dawn, pada Selasa, 10 Mei 2022.

Ibu dari Anas Rehman, 54 tahun, warga sipil Pakistan penderita kanker payudara, mengaku telah menghabiskan biaya hingga sekitar Rp1 juta setiap bulan untuk pengobatan.

“Sejak Maret, saya telah menghabiskan Rs14.000 (Rp1 juta) ekstra untuk obat-obatan untuk ibu saya setiap bulan,” kata Anas Rehman.***

Halaman:

Editor: Gita Pratiwi

Sumber: Dawn


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x