Bersikeras Tidak Ingin Pindah, Rumah 'Mungil' Ini Akhirnya Diapit Dua Jalan Tol oleh Pemerintah

- 7 Agustus 2020, 17:11 WIB
Penampakan satu rumah milik Liang yang terapit jalan tol di daerah Guangzhou, Tiongkok.
Penampakan satu rumah milik Liang yang terapit jalan tol di daerah Guangzhou, Tiongkok. /Harian Guangzhou

PR BEKASI - Dewasa ini jalan tol sudah tidak asing lagi ditemukan di banyak negara di seluruh dunia. Begitupun di sejumlah wilayah di Tiongkok.

Adapun alasan jalan tol dibangun karena untuk mengefektifkan waktu para pengendara dan juga menghindari terjadinya kemacetan di jalan raya.

Namun, pembangunan jalan tol di wilayah ini yakni di Guangzhou, Tiongkok terlihat sedikit unik. Lantaran terdapat satu rumah yang masih berdiri tepat di tengah jalan bebas hambatan tersebut.

Baca Juga: Permintaan Maaf Ditolak, Anak di NTB Tega Gugat Ibu Kandungnya ke Pengadilan karena Harta Warisan 

Pemilik rumah yang diketahui dengan nama belakang Liang tersebut dilaporkan menolak untuk menjual rumah mereka kepada pemerintah setempat.

Bahkan pemilik rumah tersebut juga menolak untuk menerima uang kompensasi atas pembongkaran rumahnya untuk dijadikan jalan bebas hambatan.

Selama lebih dari satu dekade menolak hal itu maka pemerintah setempat tak berkompromi dan pembangunan jalan tol tersebut tetap dilanjutkan. Jadilah jalan tol tersebut terbelah dua dan mengurung rumah mungil yang menolak itu.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Sun, Jumat 7 Agustus 2020, Liang mengatakan bahwa dirinya tidak menyetujui permintaan untuk pindah lantaran ia menilai pemerintah gagal memberikan penawaran untuk menggantikan rumahnya di lokasi yang ideal.

Baca Juga: Cakra Buana PDIP Curhat ke Rizal Ramli Kecewa Kinerja Pemerintah, Refly Harun: Kenapa gak ke Jokowi? 

"Anda pikir lingkungan ini buruk, tetapi saya merasa itu tenang, membebaskan, menyenangkan, dan sangat nyaman," kata Liang.

Lebih lanjut, Liang mengatakan bahwa dirinya senang menghadapi konsekuensinya dan tidak merasa keberatan dengan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya.

Dalam satu wawancara, Liang mengklaim pemerintah telah menawarkan akomodasi pengganti rumah tepat di samping kamar mayat dan itulah mengapa dia tidak menerimanya.

Sementara itu, Pemerintah distrik Haizhu mengatakan bahwa para pejabat mengalokasikan plot di Jalan Huandao untuk dihancurkan pada tahun 2010 untuk membangun Jembatan Haizhu.

Baca Juga: Baru Saja di-DO dari Kampus, Gilang 'Fetish Kain Jarik' Ditangkap Tanpa Perlawanan di Kalteng 

Liang menjadi satu-satunya dari total 47 warga setempat dan tujuh perusahaan yang masih ngotot untuk tinggal di wilayah tersebut.

Pihak berwenang mengklaim telah menawarkan banyak tempat tinggal baru kepada para warga dan juga skema kompensasi tunai, akan tetapi Liang menolak semua tawaran.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x