Sebelum Tewas, Pasien Ini Berhasil Rekam Makian Kasar Perawat di RS hingga Viral di Medsos

- 2 Oktober 2020, 14:18 WIB
Sebelum meninggal dunia, Joyce berhasil memulai video Facebook Live yang merekam perkataan kasar dari perawat kepadanya. /Istimewa
Sebelum meninggal dunia, Joyce berhasil memulai video Facebook Live yang merekam perkataan kasar dari perawat kepadanya. /Istimewa /

 

PR BEKASI - Video yang sedang viral di media sosial memperlihatkan perawat di Kanada yang mengejek dan mencaci maki seorang perempuan pribumi yang sedang sekarat sebelum ia meninggal.

Adalah Joyce Echaquan, seorang perempuan berusia 37 tahun yang memiliki tujuh anak tersebut meninggal dunia pada Senin, 28 September 2020.

Joyce dirawat di rumah sakit Joliette karena sakit perut yang dideritanya sejak dua hari sebelumnya.

Baca Juga: Warga Jakarta Bisa Isolasi Mandiri di Rumah, Riza: Syaratnya Harus Punya Tempat yang Cukup Luas

Sebelum meninggal dunia, Joyce berhasil memulai video Facebook Live yang merekam perkataan kasar dari perawat kepadanya.

"Kamu bodoh sekali," kata seorang perawat dalam bahasa Perancis saat Joyce menggeliat kesakitan.

"Anda membuat beberapa pilihan buruk, sayangku. Apa yang akan dipikirkan anak-anak Anda, melihat Anda seperti ini?," ujar perawat lain.

Baca Juga: Diduga Dikirim secara Ilegal, Ribuan Hewan Peliharaan yang Dijual Online Ditemukan Mati Dalam Kardus

"Dia pandai berhubungan seks, lebih dari apapun," jawab perawat pertama.

“Menurutmu siapa yang membayar untuk ini?," jawab salah satu perawat lainnya.

Joyce Echaquan, anggota suku Adat Atikamekw yang ditemukan di barat daya Quebec, sebelumnya pun pernah menderita masalah serupa dan juga memiliki penyakit jantung.

Baca Juga: Di Tengah Kepadatan Pilpres, Presiden AS Donald Trump dan sang Istri Dinyatakan Positif Covid-19

Mengutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Global News, Jumat, 2 Oktober, keluarganya percaya, dia diberi terlalu banyak morfin yang merupakan alasan dibalik kematiannya, kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan.

Setidaknya satu perawat dipecat setelah insiden tersebut. Peristiwa ini juga dikecam oleh para pemimpin adat dan menyebutnya sebagai contoh rasisme sistematis yang terlalu sering terjadi dan diabaikan di negara tersebut.

"Diskriminasi terhadap orang-orang First Nations (suku adat atau Pribumi) lazim dalam sistem perawatan kesehatan dan ini perlu dihentikan," kata ketua nasional Majelis First Nations, Perry Bellegarde, dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Kabar Bahagia, Gaji PPPK Akhirnya Setara PNS Usai Jokowi Teken Perpres Nomor 98 Tahun 2020

Sementara Perdana Menteri Quebec, François Legault mengutuk tindakan perawat tersebut. Dia mengatakan bahwa rekaman tersebut mencerminkan masalah rasisme yang besar.

"Saya benar-benar tidak menyangka kita memiliki cara seperti ini untuk menangani orang First Nations di rumah sakit kita di Quebec," ucapnya.

Pada tahun 2019, pensiunan Hakim Pengadilan Tinggi Jacques Viens merilis laporan yang menemukan bahwa tidak bisa disangkal lagi, masyarakat Pribumi di Quebec menjadi korban diskriminasi sistemik saat mengakses perawatan kesehatan dan layanan publik lainnya.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Sempat Dilarang Dandim Tabur Bunga di TMP, Fadli Zon: Ini Persekusi Demokrasi

Carol Dube, suami Joyce mengatakan, saat ini ia sangat terpukul dan hancur setelah kematian istrinya.

“Saya memiliki tujuh anak dan kini mereka harus hidup tanpa seorang ibu. Saya sedih, saya sangat sedih," kata Carol.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Global News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah