Juru bicara Prayuth mengatakan perdana menteri khawatir protes, yang telah menyebar ke seluruh negara berpenduduk 70 juta itu, dapat digunakan oleh pembuat onar yang berusaha memicu kekerasan.
Setelah penangkapan banyak pemimpin protes, tokoh-tokoh yang sebelumnya tidak dikenal telah muncul untuk memimpin massa yang mengorganisir diri mereka sendiri.
Polisi tidak segera mengambil langkah untuk campur tangan saat pengunjuk rasa mengambil alih Victory Monument dan Asok, dua pusat transportasi terpenting di Bangkok.
Polisi mengatakan ada sekitar 10.000 orang di Monumen Kemenangan saja. Seorang juru bicara mengatakan tidak ada rencana untuk menekan protes di sana.
Baca Juga: Cek Fakta: Kabarnya, Luhut Sebut Demo Penolakan UU Cipta Kerja untuk Serobot Kursi Presiden
Demonstrasi menjadi lebih terbuka mengkritik monarki Raja Maha Vajiralongkorn, melanggar tabu lama, hingga menuntut pembatasan kekuasaan meskipun ada potensi hukuman penjara hingga 15 tahun bagi siapa pun yang menghina raja.
Selama demonstrasi oleh puluhan ribu orang di berbagai titik di seluruh Bangkok pada hari Sabtu, pengunjuk rasa mengecat bendera di jalan dengan tulisan "Republik Thailand" di atasnya. Tulisan itu dilukis dalam semalam.
Sementara itu, pihak Istana Kerajaan tidak mengomentari protes tersebut.***
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: Reuters