Charlie Hebdo Terbitkan Ulang Karikatur Nabi Muhammad, OKI: Bisa Merusak Hubungan Islam dan Prancis

- 24 Oktober 2020, 15:35 WIB
Ilustrasi negara Prancis.
Ilustrasi negara Prancis. /@Free-Photos/PIXABAY

PR BEKASI – Kasus pelecehan agama yang dilakukan oleh tabloid Charlie Hebdo melalui penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad, dinilai dapat memperkeruh bahkan merusak hubungan umat Islam dengan Prancis.

Hal itu disampaikan oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, 24 Oktober 2020.

Menurut OKI, pernyataan sejumlah politisi Prancis yang membenarkan penerbitan karikatur Nabi Muhammad tersebut, dapat merusak hubungan umat antarberagama.

Baca Juga: Berhasil Tetapkan Tersangka Kasus Kebakaran Kejagung, Bamsoet Apresiasi Kinerja Bareskrim Polri

Tidak hanya membenarkan penerbitan karikatur, politis Prancis juga menghubungkan aksi teror dengan ajaran Islam.

“Sekretariat Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah mengikuti aksi penerbitan karikatur satire yang memperlihatkan sosok Nabi Muhammad,” ujar OKI dalam pernyataan tertulis, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

“(Kami) takjub mengetahui adanya penilaian yang tidak diharapkan dari sejumlah politisi tertentu di Prancis, mengingat pemikiran demikian dapat mengancam hubungan Muslim dan rakyat Prancis, meningkatkan kebencian antarsesama, dan hanya menjadi komoditas politik kelompok tertentu,” tutur mereka melanjutkan.

Baca Juga: Dituding Bentengi 'Pihak Tertentu' dalam Kasus Korupsi Jiwasraya, BPK Buka Suara

OKI mengingatkan seluruh pihak, bahwa aksi pidana yang mengorbankan Paty, tidak dapat dihubungkan dengan ajaran Islam.

“Kami berusaha mengingatkan, tidak ada hubungan antara kejahatan mengerikan ini dari Islam, dan nilai-nilai welas asih yang diajarkan,” ujarnya.

“(Kami) menilai insiden itu, merupakan aksi teror yang dilakukan oleh individu atau kelompok teroris tertentu, yang harus dihukum sesuai dengan aturan perundang-undangan,” tutur OKI menambahkan.

Baca Juga: Sakit Hati Akibat Game Online, Seorang Hafiz Quran Tewas Dibunuh Teman Sekolahnya

Mereka kembali menegaskan bahwa tidak ada kaitannya antara Islam, muslim, dengan terorisme.

Charlie Hebdo yang merupakan tabloid satire mingguan Prancis, bulan lalu kembali menerbitkan karikatur kontroversial Nabi Muhammad.

Kemudian, Samuel Paty, seorang guru berusia 47 tahun, menunjukkan karikatur tersebut kepada sejumlah siswa di Prancis.

Baca Juga: Dituding Jiplak Konsep Video Klip Milik IU, Via Vallen Minta Maaf dan Hapus Videonya dari YouTube

Namun, setelah kegiatan tersebut, Samuel Paty tewas dibunuh di daerah pemukiman pinggir kota yang terletak di Paris, Conflans-Sainte-Honorine, pada 16 Oktober 2020.

Pelaku pembunuhan adalah Abdoullakh Abouyedovich Anzorov, seorang pemuda berusia 18 tahun yang merupakan kelahiran Rusia dan keturunan etnis Chechen.

Beberapa menit kemudian, Abdoullakh Abouyedovich Anzorov juga tewas tertembak oleh polisi, di tempat kejadian.

Baca Juga: Waspadai Peredaran NPS di Indonesia, BNN: 13 Kali Lebih Berbahaya dari Narkoba yang Pernah Ada

Tidak lama setelah Samuel Paty tewas, gambar karikatur Nabi Muhammad yang diterbitkan oleh Charlie Hebdo pun diproyeksikan ke beberapa gedung pemerintah di Prancis.

Di antaranya adalah balai kota di Montpellier dan Toulouse, selama beberapa jam pada minggu ini.

Aksi tersebut dilakukan pejabat kota setempat, sebagai simbol perlawanan terhadap aksi teror di Prancis.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Penumpang di Libur Panjang, KAI Tambah Perjalanan Kereta Api Sebanyak 13 Persen

“Kami mengecam seluruh tindakan teror yang mengatasnamakan agama, dan Sekretariat Jenderal OKI juga telah mengecam pembunuhan sadis terhadap seorang warga Prancis, Samuel Paty,” tutur OKI.

Namun, OKI berharap insiden tersebut tidak dijadikan alasan bagi sejumlah pihak, untuk membenarkan aksi pelecehan terhadap agama apa pun yang dilakukan, dengan alasan kebebasan berekspresi.

Menurut OKI, seluruh pihak sebaiknya bersama-sama meninjau kembali kebijakan anti Muslim yang diskriminatif, serta menghindari aksi-aksi provokatif yang dapat melukai perasaan lebih dari satu miliar umat Islam di seluruh dunia***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x