Kecam Aksi Teror di Nice, Kemenlu RI Lakukan Koordinasi untuk Pastikan Keadaan WNI di Prancis Aman

- 30 Oktober 2020, 11:02 WIB
Walikota Nice Christian Estrosi mengatakan bahwa itu diduga serangan teroris.* / Police Nationale
Walikota Nice Christian Estrosi mengatakan bahwa itu diduga serangan teroris.* / Police Nationale /

PR BEKASI – Tiga orang meninggal dunia dan beberapa orang luka-luka akibat teror di Gereja Kota Nice, Prancis.

Indonesia pun memberikan kecaman terhadap aksi teror tersebut, melalui Kementerian Luar Negeri RI, Jumat, 30 Oktober 2020.

Dalam keterangan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri RI, Indonesia juga menyampaikan simpati dan duka cita terhadap korban.

Baca Juga: Ratusan Anak Palestina Ditahan dan Diadili Militer Israel Setiap Tahunnya Atas Kasus Pelemparan Batu

“Indonesia menyampaikan simpati dan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban,” ujar Kemenlu, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Menyusul aksi kekerasan tersebut, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris dan Konsulat Jenderal Republik indoneisa (KJRI) Marseille segera berkoordinasi dengan aparat setempat.

Mereka juga melakukan koordinasi ndengan simpul-simpul warga negara Indonesia (WNI), termasuk Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), untuk memastikan kondisi para WNI.

Baca Juga: Tiongkok Bantah Ucapan Menlu AS yang Sebut Komunis Tiongkok Ancaman Bagi Kebebasan Umat Beragama

“Hingga saat ini, tidak terdapat informasi adanya korban WNI dalam serangan tersebut,” tutur Kemenlu.

Saat ini, sebanyak 4.023 WNI tercatat menetap di Prancis, kemudian sebanyak 25 orang di antaranya tinggal di Nice dan sekitarnya.

Setelah adanya aksi teror yang menyebabkan seorang warga di Nice meninggal pada Kamis, 29 Oktober 2020, Pemerintah Prancis telah meningkatkan status peringatan keamanan tertinggi.

Baca Juga: Hindari Kepadatan Arus Balik Libur Panjang, Kemenhub Imbau Masyarakat Pulang Liburan Lebih Awal

Sebelumnya, dilaporkan bahwa satu orang perempuan tewas terpenggal, dan dua orang lainnya meninggal dunia setelah diserang oleh tersangka pelaku teror di gereja yang terletak di Nice.

Beberapa jam setelah serangan teror tersebut, polisi menembak amti seorang pria yang diduga mengancam pejalan kaki dengan pistol di Montfavet yang terletak di dekat Kota Avignon, Prancis.

Menurut stasiun radio Europe 1, saat melakukan aksi terornya, dua pelaku menyerukan “Allahu Akbar (Allah Maha Besar)”.

Baca Juga: Bersamaan dengan Teror di Gereja Nice, Konsulat Prancis di Jeddah Juga Diserang Seorang Pria Arab

Dalam kesempatan terpisah, sejumlah media memberitakan bahwa seorang pria berkebangsaan Arab Saudi telah ditangkap oleh aparat di Kota Jeddah, Arab Saudi.

Penangkapan tersebut dilakukan, setelah pria itu menyerang dan menyebabkan seorang penjaga di Kantor Konsulat Prancis terluka.

Pasca insiden pemenggalan, melalui unggahan Twitter, Wali Kota Nice Christian Estrosi mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan aksi teror yang pernah terjadi di Gereja Notre Dame.

Baca Juga: Kehadiran Vaksin Covid-19 dan Stimulus Ekonomi Dinilai Bisa Dorong Kinerja BUMN

Penyerangan tersebut diduga sama dengan serangan yang menyebabkan Samuel Paty, seorang guru asal Prancis, tewas pada bulan ini.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x