Prancis Dinilai Telah Menghina Nabi Muhammad SAW, Kisah Sultan Abdul Hamid II Terulang Kembali

- 31 Oktober 2020, 07:10 WIB
Sultan Abdul Hamid II./WikipeSultan Abdul Hamid II.
Sultan Abdul Hamid II./WikipeSultan Abdul Hamid II. /Wikipedia

Ia geram hingga ia mengaku tidak peduli jika Prancis menyerang dirinya secara pribadi.

Akan tetapi, jika mereka menghina agama Islam dan Nabi Muhammad SAW, dirinya menegaskan bahwa siap bangkit dari kematian.

Baca Juga: Pelaku Curanmor di Sukatani Bekasi Tewas Dihakimi Massa, Keluarga Minta Keadilan

"Aku akan menarik pedang ketika sedang sekarat. Aku akan menjadi debu dan terlahir kembali dari debuku, dan berjuang bahkan jika mereka memotong leherku, mencabik-cabik dagingku untuk melihat wajah Baginda Nabi kita. Melihat wajah Rasulullah di akhirat," katanya menambahkan.

Ia menyebutkan, Kekhalifahan Utsmaniyah tidak akan pernah menjadi seperti Prancis dalam berperang.

"Tetapi, kita tidak akan menghentikan pertahanan kita. Panggil kedutaan Prancis, segera," kata Sang Sultan, yang dijawab oleh Tahsin Pasha yang merupkan orang paling dipercayainya.

Baca Juga: Manuver Golkar Berkuasa di Indonesia Lewat Airlangga Semakin Nyata, Rocky Gerung: Kita Lihat Nanti

Kemudian, duta besar Prancis memenuhi panggilan Sultan Abdul Hamid di Istana Yildiz.

"Hunkar hazretleri. Theodor Herzl adalah tamu kami di kedutaan kita sekarang," kata duta besar Prancis.

"Kedutaan, kami umat Muslim begitu mencintai Nabi kita Rasulullah SAW. Kami sangat mencintainya hingga rela mengorbankan hidup kami untuknya. Kami tigak ragu dan rela mati untuknya," kata Sultan Abdul Hamid.

Halaman:

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x