Demonstran Anti Pemerintah Irak Terlibat Bentrok dengan Polisi di Basra, Satu Orang Tewas

- 7 November 2020, 16:14 WIB
Ilustrasi polisi anti huru-hara Irak menembaki demonstran dengan gas air mata di Baghdad pada 2019 lalu.
Ilustrasi polisi anti huru-hara Irak menembaki demonstran dengan gas air mata di Baghdad pada 2019 lalu. /Arab News/

PR BEKASI – Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah tewas dan 40 lainnya terluka dalam demonstrasi yang terjadi di kota selatan Basra, Irak pada Jumat, 6 November 2020.

Petugas medis setempat mengatakan, seorang pengunjuk rasa bernama Omar Fadhel terkena setidaknya satu tembakan peluru ketika ratusan pengunjuk rasa dan polisi anti huru-hara bentrok.

Sumber keamanan dan pejabat hak asasi Basra mengatakan, beberapa lusin pengunjuk rasa turun ke jalan di kota yang menjadi pusat industri minyak di negara itu untuk menuntut pekerjaan dan layanan dasar.

Baca Juga: Baru Boleh Digunakan Hari Selasa 10 November, Warga Bekasi Diminta Hindari Jalan Kodau Jati Asih

"Mereka melakukan protes karena Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi secara umum gagal memenuhi kedua permintaan demonstran dan kamp-kamp protes telah digusur oleh pasukan keamanan di Basra dan ibu kota Baghdad," kata salah satu pejabat hak asasi Basra, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Sabtu, 7 November 2020.

Insiden ini merupakan kasus pertama seorang pengunjuk rasa tewas oleh tembakan pasukan keamanan di Basra sejak Mustafa al-Kadhimi menjabat pada Mei 2020 lalu.

Kementerian dalam negeri Irak mengkonfirmasi kematian itu tetapi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak ada pasukan keamanan Irak yang diizinkan menggunakan senjata terhadap demonstran dan sedang menyelidiki insiden itu.

Baca Juga: Cek Fakta: 43 Ekor Buaya Dikabarkan Telah Dilepas dari Penangkaran di Sungai Cisadane

"Aparat seharusnya tidak diperbolehkan menyerang demonstran, kami masih menyelidiki kasus tersebut," katanya.

Dalam insiden terpisah, seorang tokoh aktivis kunci dalam protes anti-pemerintah yang diluncurkan di Baghdad pada Oktober 2019 yang dirahasiakan namanya telah ditembak saat mengemudi melalui distrik timur ibu kota menggunakan mobilnya.

Sabtu, 31 Oktober 2020 lalu, pasukan Irak menggusur tenda-tenda tempat istirahat dari Lapangan Tahrir pusat Baghdad yang telah menjadi pusat protes massa anti-pemerintah yang meletus tahun lalu.

Baca Juga: Siapkan Syaratnya! Banpres Rp2.4 Juta bagi Pelaku UMKM di Bekasi Diperpanjang hingga Akhir November 

Mereka juga menggusur tenda demonstran di Basra's Bahriya Square dan di kota-kota selatan lainnya yang telah menyaksikan protes besar sepanjang tahun lalu.

Penggusuran tenda tersebut tenda telah menyebabkan ketegangan dan pengunjuk rasa di Basra telah mencoba untuk mendirikannya lagi, mengadakan demonstrasi di kota itu selama tiga hari terakhir.

Mereka juga menuntut pemecatan Gubernur Basra, Asaad al-Eidani serta meminta penyelidikan terkait pembunuhan pengunjuk rasa sebelumnya.

Baca Juga: 502 WNI Dideportasi dari Malaysia, Rijal Al Huda: Selamat Memulai Hidup Baru dengan Lebih Baik

Lebih dari 500 orang dilaporkan tewas selama gerakan protes yang terjadi selama berbulan-bulan yang dimulai pada Oktober 2019 di Baghdad dan menyebar ke seluruh bagian selatan negara tersebut.

Mayoritas korban tewas merupakan para peserta demonstrasi yang ditembak oleh pasukan keamanan Irak.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x