Masih Tahap Uji Klinis, Relawan Vaksin Covid-19 Harus Jalani Enam Kali Kunjungan

- 18 Desember 2020, 14:27 WIB
Ilustrasi relawan uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac.
Ilustrasi relawan uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac. /

PR BEKASI - Uji klinis vaksin Covid-19 di Indonesia masih berlangsung untuk memastikan vaksin dapat bekerja dengan baik untuk mecegah tersebarnya Covid-19.

Relawan uji klinis vaksin fase tiga Covid-19 Sinovac melakukan enam kunjungan penelitian selama uji klinis berlangsung.

Hal tersebut dikatakan oleh Juru Bicara Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad) yakni, Rodman Tarigan.

Baca Juga: Anies Baswedan Dijenguk Keluarga, Sang Istri Sampaikan Pesan Menyentuh di Media Sosial

Relawan melakukan kunjungan sebanyak enam kali yang diantaranya yakni, pada kunjungan pertama atau Visit 0 (V0), relawan mendapatkan penjelasan mengenai alur uji klinis dan tes usap dan jika hasil tes negatif, relawan melakukan kunjungan kedua atau Visit (V1).

Dalam V1, relawan menjalani penyuntikan pertama sedangkan penyuntikan kedua dilakukan 14 hari setelah penyuntikan pertama pada kunjungan ketiga atau Visit 2 (V2).

Setelah V2, relawan melakukan tiga kali pengambilan darah pada kunjungan keempat atau Visit 3 (V3) yang dilakukan 14 hari setelah penyuntikan kedua, kunjungan kelima atau Visit 3A (V3A) yang dilaksanakan tiga bulan dari penyuntikan kedua dan kunjungan keenam atau Visit 4 (V4) yang dilakukan enam bulan setelah penyuntikan kedua.

Baca Juga: Presiden Palestina Tiba-tiba Telepon Jokowi dan Ucapkan Terima Kasih, Ada Apa Sebenarnya?

Selanjutnya, Rodman juga menjelaskan bahwa pengecekan darah enam bulan setelah penyuntikan dilakukan untuk melihat konsistensi antibodi.

"Untuk mengetahui berapa lama kekebalan atau antibodi yang terbentuk pada relawan yang mendapatkan vaksin," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs resmi pemerintah Provinsi Jawa Barat pada Jumat, 18 Desember 2020.

Selain itu, Rodman juga menegaskan bahwa dalam uji klinis vaksin Covid-19, ada relawan yang mendapatkan suntik vaksin dan ada relawan yang mendapatkan suntik placebo.

Baca Juga: Jokowi Gratiskan Vaksin Covid-19, DPR: Bukti Kehadiran Negara dan Amanah Konstitusi bagi Rakyat

Menurutnya, setelah dilakukan pengecekan antibodi enam bulan dari penyuntikan kedua, laporan lengkao akan disusun dan dikirim pada April 2021 mendatang dan pada Desember ini pihaknya mengirim laporan sementara.

"Setelah pengecekan antibodi enam bulan dari penyuntikan kedua, laporan lengkap akan disusun dan dikirim. Kira-kira April 2021. Sedangkan, pada Desember, kami juga mengirim laporan interim atau laporan sementara," katanya.

Semua tahapan uji klinis vaksin fase tiga Covid-19 Sinovac tersebut dijalani oleh Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil yang juga menjadi relawan dalam uji klinis tersebut dan kunjungan kelima atau Visit 3A (V3A) di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, pada Senin, 14 Desember 2020.

Baca Juga: Jokowi Bercita-cita Ekspor Vaksin Merah Putih, Andi Arief: Itu yang Kadang Saya Tak Mengerti

Menurut pria yang akrab disapa Kang Emil itu, relawan vaksin Covid-19 Bio Farma ini harus dicek, tidak hanya tiga bulan seperti bulan ini tetapi, juga saat enam bulan sehingga kembali harus diambil darah pada Maret 2021 mendatang.

Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan 3M lantaran vaksin Covid-19 tidak secepat yang diharapkan.

"Saya mengimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun, dengan ketat. Dan saya tentunya harus memberikan kabar ini kepada warga Jabar dengan tetap terapkan protokol kesehatan 3M karena vaksin tidak secepat yang kita harapkan," tuturnya.

Baca Juga: Viral, Pria Bekasi Ini Nikahi sang Istri dengan Mahar Sepasang Ikan Cupang Blue Rim Rp2.5 Juta

Kemudian ia juga menjelaskan bahwa selama menjadi relawan uji klinis, dirinya tidak mengalami kendala termasuk kondisi kesehatannya pun tidak mengalami gangguan.

"Alhamdulillah berkali-kali menjalani swab test, hasilnya selalu negatif. Apakah ini karena faktor vaksin atau tidak, belum bisa disimpulkan," katanya.

Ia melaporkan, pihaknya sudah melakukan survei terkait vaksinasi mulai pada 3 Desember sampai 10 Desember 2020 dengan melibatkan 1.086 responden, yang hasilnya, 93.2 persen responden mengetahui rencana vaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Maling Gondol 2 Motor Warga Cibitung Bekasi Saat Pagi Buta, Hanya Tinggalkan Sendal di Rumah Korban

"Dari hasil survei juga hanya 14 persen responden yang tidak mau divaksin, jadi mayoritas warga itu mau divaksin dan masih menunggu kabar, kira-kira begitu, jadi edukasi pemberian vaksin sudah sangat baik," katanya.

Ia juga mengajak semua pihak, khususnya media massa untuk intens meningkatkan sosialisasi dan edukasi soal vaksinasi.

Ia juga menegaskan, alasannya menjadi relawan uji klinis vaksin Covid-19 adalah menjawab kekhawatiran masyarakat akan vaksin.

Baca Juga: Amien Rais 'Ultimatum' Jokowi agar Mundur, Ferdinand Hutahaean: Anda Sekarang Bukan Siapa-siapa

"Kami pun akan jujur kalau sakit kalau gagal kami akan sampaikan karena ini menyangkut kesehatan dan nyawa manusia. Kalau berhasil pun bisa lihat kondisi kami (relawan vaksin dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Jabar) karena kami pengambil keputusan. Kami pemerintah dan kami juga relawan. Saya bertanggung jawab secara pribadi lahir batin terkait transparansi dampak terkait vaksin ini." tuturnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah