"Rumah saya rusak, tv, kulkas dan lainnya hanya dihargai Rp300.000, masa TV LCD diperbaiki. TV LCD itu tidak bisa diperbaiki LCD nya, coba pikirkan LCD HP saja kalau diganti harganya berapa? Apalagi TV?,” tutur ibu-ibu yang mewakili suara peserta aksi unjuk rasa yang lain dari @bwjofficiall_.
“Kalau TV dan kulkas diperbaiki menurut mereka Rp200.000, lalu untuk perbaikan rumah Rp100.000? Untuk ongkos tukangnya saja nggak bakal cukup, lalu materialnya darimana?,” sambungnya.
Bukan hanya meminta ganti rugi materil, dan immaterial, tetapi para peserta aksi unjuk rasa itu juga meminta ganti rugi psikis yang tentu kejadian malam itu masih terbayang dibenak mereka terutama oleh para anak kecil yang tinggal di sekitaran lokasi ledakan dan kebakaran.
Baca Juga: Covid-19 Bukan Penghalang, Masyarakat Bisa Tetap Silaturahmi Lebaran secara Online
Sementara itu, aksi demonstrasi di pintu gerbang 1 Pertamina Balongan itu sempat memanas, karena antara petugas gabungan yang berjaga dan para pengunjuk rasa sempat terjadi adu dorong.
Namun hal itu tidak berlangsung lama karena suasana sudah bisa diatur hingga berlangsung kondusif.
Dalam aksi unjuk rasa itu para demonstran dikawal ratusan petugas gabungan dari kepolisian, TNI, dan Satpol PP.
Dengan adanya aksi unjuk rasa yang juga dihadiri oleh banyak ibu-ibu, mereka berharap bahwa suara mereka dapat didengar oleh Pihak Pertamina.
Hingga berita ini diturunkan belum ada pernyataan langsung dari pihak Pertamina Balongan atau Pertamina Pusat.***