Fakta Varian Baru Covid-19: Meski Tertular, Tapi Tidak Terbukti Lebih Parah

30 Desember 2020, 12:35 WIB
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. /Tangkapan Layar YouTube.com/Sekretariat Presiden

PR BEKASI - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin memaparkan sejumlah fakta terkait varian baru virus corona SARS Cov-2 atau yang lebih dikenal dengan Covid-19.

Budi Gunadi Sadikin mengatakan, varian baru virus corona yang pertama kali ditemukan di Inggris itu dinamai B117 atau N501Y, dan merupakan mutasi dari virus SARS Cov-2.

"Mutasinya terjadi di mana? Mutasinya terjadi di salah satu komponen protein yang namanya spike protein, yang memang merupakan salah satu komponen utama dari virus ini," kata Budi Gunadi Sadikin, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 30 Desember 2020.

Baca Juga: Cek Fakta: Puan Maharani Dikabarkan Terkena OTT KPK di Kantor PDI Perjuangan, Ini Faktanya

Menurut masukan yang diterima Budi Gunadi Sadikin dari para ahli, varian baru Covid-19 itu memang terbukti lebih cepat menular.

Namun, sampai saat ini belum terbukti jika varian baru Covid-19 itu dapat menyebabkan tingkat keparahan yang jauh lebih hebat dibandingkan Covid-19.

"Virus ini memang terbukti lebih cepat menular. Tetapi virus ini, mutasi ini tidak terbukti lebih parah atau lebih fatal. Jadi walaupun tertular, tapi tidak terbukti lebih parah," ujar Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga: Tahun 2021 Akan Jadi Tahun yang Menantang bagi Pisces, Kembangkan Ide dan Pelajari Hal Baru

Selain itu, Budi Gunadi Sadikin juga menjelaskan bahwa varian baru Covid-19 sudah terbukti dapat terdeteksi menggunakan alat deteksi pada umumnya, seperti swab antigen dan swab PCR.

Namun, dia belum bisa memastikan apakah saat ini varian baru Covid-19 itu sudah ada di Indonesia atau belum. Pasalnya, dibutuhkan pemeriksaan genetis untuk bisa mendeteksi virus tersebut.

"Apakah strain virus ini sudah ada di Indonesia? Sampai sekarang kita belum tahu. Karena untuk bisa mendeteksi strain virus ini harus dilakukan whole genome sequencing, harus di-sequence genetic information dari virus ini," kata Budi.

Baca Juga: Sebut Gisel dan MYD Tidak Dapat Dipidana, ICJR: Mereka Adalah Korban yang Harus Dilindungi

Budi Gunadi Sadikin lantas menjabarkan sejumlah langkah-langkah yang akan dilakukan Kementerian Kesehatan terkait varian baru Covid-19.

Salah satunya bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang memiliki kemampuan untuk melakukan genome sequencing.

"Apa yang kami lakukan di Kementrian Kesehatan? Kami akan mengkoordinasikan beberapa lab, mungkin ada sekitar 11 dari 12 lab di Indonesia bersama Menteri BRIN yang memiliki kemampuan untuk genome sequencing, untuk bekerja sama, bertukar informasi dan proses kerja," tutur Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga: Pintu Masuk WNA Ditutup Saat Dirinya Mulai Bangun Parekraf, Sandiaga Uno: Demi Keselamatan Bangsa

Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan, pihaknya akan memastikan seluruh rumah sakit rujukan yang banyak pasien Covid-19 mengirimkan sampel secara rutin ke jaringan lab yang sudah ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan.

"Kami akan memastikan bahwa kita melakukan genome sequencing untuk melihat apakah ada strain baru, dan kita akan selalu bekerja sama dengan lab-lab internasional yang rutin melakukan genome sequencing ini. Untuk melihat dan mengetahui pola penyebarannya di dunia. Karena memang virus ini penyebarannya sudah di tataran dunia," tuturnya.

Budi Gunadi Sadikin pun mengimbau masyarakat untuk tak mengambil kesimpulan sendiri, dan membiarkan para ahli untuk mempelajari dan memahami masalah terkait varian baru Covid-19.

Baca Juga: Refly Harun Bela Kasus Mimpi Haikal Hassan, Habib Husin: Ingin Bela Kawan agar Tak Dipenjara

Dia juga meminta agar masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan rajin mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak aman.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler