Dorong Pembukaan Bioskop, Upaya Tekan Pembajakan hingga Geliatkan Perfilman di Tengah Pandemi

10 Februari 2021, 17:48 WIB
Salah satu petugas yang sedang menyemprot disinfektan di dalam bioskop. /RRI

PR BEKASI - Dorongan membuka bioskop di tengah pandemi Covid-19 dinilai penting dengan sejumlah keuntungan.

Beberapa di antaranya ialah memberantas upaya pembajakan film hingga apresiasi para penonton kepada pembuat film agar terus bergairah dalam berkarya.

Tentunya pembukaan bioskop yang dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dapat menjadi salah satu kunci mendorong kembali geliat perfilman di Tanah Air.

Baca Juga: Protes Penguncian Wilayah, Kelompok Yahudi Ultra-Ortodoks Bentrok dengan Polisi Israel

Disampaikan oleh Direktur Industri Kreatif Film, Televisi dan Animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Syaifullah Agam bahwa pembukaan bioskop dapat menekan pembajakan di era digital hingga menyumbang pemasukan bagi pembuat film dan termasuk pihak yang mengelolanya.

"Makanya kita mendorong pembukaan bioskop dengan protokol kesehatan ketat harus segera didorong. Menurut saya salah satu upaya mencegah pembajakan adalah dengan mendorong bioskop, karena pembajakan manual ketahuan di bioskop," kata Syaifullah Agam seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Rabu, 10 Februari 2021.

Memang jika melihat saat ini banyak orang beralih menonton film melalui gadget atau platform digital telah berkembang.

Baca Juga: Soroti Wacana Festival Santet, Cholil Nafis: Sesuai Fatwa MUI, Dukun Perdukunan Hukumnya Haram

Hal itu diakui Syaiful Agam menjadi sisi positif dari tetap berjalannya industri film di tengah pandemi.

Teknologi pemutar film digital yang saat ini didukung dengan upaya pencegahan pembajakan seperti tidak menyediakan layanan rekam digital, atau screenshoot atau diunduh dari platform digital diakui baik. Hal ini sejalan dengan misi untuk menekan pembajakan film semakin luas.

Namun, begitu tidak serta merta membuat para pembajak film putus cara. Karena pembajakan dengan merekam film secara manual dengan perangkat lain masih bisa dimungkinkan.

Baca Juga: Soroti Paket Pernikahan di Bawah Umur, KPAI Laporkan EO Aisha Weddings

Karena itu ia juga berharap upaya untuk menekan pembajakan dari pihak platform digital atau penyedia layanan streaming film sendiri juga harus bisa terus berinovasi untuk melakukan pengawasan guna mencegah pembajakan di kemudian hari.

"Saat ini misalnya platform digital itu memang tidak bisa di download, di screenshoot pun tidak bisa. Untuk saat ini, tapi tren ke depan belum tentu," kata Syaifullah Agam.

"Misalnya saya berlangganan platform digital, terus kemudian saya beli kamera yang tinggi dan saya beli tv dengan resolusi tinggi juga. Terus saya rekam manual aja," sambung Syaifullah Agam.

Baca Juga: Festival Santet Tuai Pro Kontra, Ketum Perdunu: Jangan Khawatir Mengarah pada Syirik atau Musyrik

Terkait dengan dampak pembajakan film, disebutkan Syaifullah Agam, dapat berdampak sangat buruk dengan merugikan pihak pembuat film untuk mendapat potensi pemasukan, dan juga negara yang seharusnya bisa mendapatkan potensi pemasukan melalui pajak.

Karena itu ia menekankan perlunya edukasi kepada masyarakat untuk dapat mengapresiasi perfilman di Indonesia. Tentunya dengan cara memberi apresiasi kepada kreator film untuk tidak mengkonsumsi pembajakan.

"Kadang orang lihat dari sisi daya beli, sehingga ada pemakluman. Sebenarnya kita juga harus lihat sisi kreatornya, bagaimana kita mendorong muncul karya bagus yang merepresentasikan keunggulan Indonesia di bidang itu, kalau tidak ada penghargaan." kata Syaifullah Agam.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler