Sebut Novel jadi Korban Pertama Permintaan Kritik Jokowi, Rocky Gerung: Ini Adalah Pemetaan Politik

12 Februari 2021, 19:46 WIB
Rocky Gerung yang mengomentari pelaporan Novel Baswedan ke polisi usai cuitannya yang mengkritik aparat kepolisian. /YouTube Rocky Gerung Official /

PR BEKASI - Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono akan memproses laporan yang ditujukan kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan atas kritiknya terhadap polisi usai kematian Maaher At-Thuwailibi.

"Laporan terhadap saudara Novel Baswedan kita terima, kita pelajari dan tentunya akan ditindaklanjuti," kata Rusdi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 11 Februari 2021.

Nahasnya, pelaporan Novel Baswedan tersebut terjadi sehari setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat untuk lebih aktif mengkritik pemerintah.

Baca Juga: Kapal China Terobos Laut Indonesia, Prabowo Borong Mobil Esemka, Roy Suryo: Ambyar

"Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik, masukan, atau potensi maladministrasi," kata Jokowi.

Menanggapi hal tersebut, Dewan Pakar FNN Rocky Gerung yakin bahwa ini merupakan tindakan pemetaan politik.

"Jadi kelihatannya bahwa ada sponsor di belakang ucapan Jokowi itu, yaitu pemetaan politik," kata Rocky Gerung dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat, 12 Februari 2021.

Baca Juga: Kantongi Link Video Syur 14 Detik Gabriella Larasati, Polisi Gerak Cepat Lakukan Penyelidikan

"Silahkan kritik kami dan ini adalah pemetaan politik, kalau yang kritik Novel Baswedan itu artinya potensi mengganggu," sambungnya.

Maka dari itu, tuturnya, untuk apa meminta kembang tumbuh namun di depannya sudah ada orang dengan gunting yang siap untuk memangkas kembang yang ingin mekar tersebut.

Rocky Gerung berpendapat, komentar Novel Baswedan justru tergolong biasa saja karena penyidik KPK tersebut hanya menyatakan, "Kenapa orang sakit mesti dipaksakan ditahan".

Baca Juga: Era Jokowi Disebut Orde Rezim BuzzerRp, Ruhut Sitompul: Orang-Orang 'Kupluk'

Jika polisi betul-betul berniat memproses laporan ini, menurutnya, polisilah yang justru mengabaikan permintaan presiden.

"Jadi polisi gak peduli mau Jokowi ngomong apa pun pokoknya gua mau tangkap aja tuh, terlihat polisi sebagai aparat di bawah presiden gak baca headline presiden," ujar Rocky Gerung.

Rocky Gerung yakin, ucapan Novel Baswedan tersebut hanya mewakili keresahan masyarakat yang menduga adanya hal yang kurang pantas yang dialami oleh almarhum Ustaz Maaher.

Baca Juga: Sentil Pelapor Novel Baswedan Soal Wafatnya Ustaz Maaher, Bintang Emon: Jangan Salah Paham

"Dia cuman memberi peringatan karena masyarakat menduga ada hal yang kurang etis, orang sakit ditahan, jadi Novel bukan yang pertama, justru setelah semua orang ribut, Novel masuk di dalam keributan itu," ucapnya.

Dirinya menegaskan, bagaimana mungkin setiap orang yang mengucapkan kejujuran dari suara hatinya langsung ditangkap oleh Bareskrim Polri.

"Kalau begitu bikin aja semacam prinsip keadilan, proses aja seluruh memes dan seluruh orang yang ngomong tentang Ustaz Maaher itu," tuturnya.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Kritik KPI Soal Masker di Sinetron, dr. Tirta: Chat Ane dari 23 Januari Baru Direspons

Oleh karena itu Rocky Gerung menyimpulkan bahwa ucapan Presiden Jokowi tersebut merupakan sebuah paradoks.

Akibatnya, dirinya pun mencurigai bahwa ucapan Jokowi tersebut adalah umpan untuk memetakan sisa-sisa oposisi yang ada di Indonesia saat ini.

"Macam-macam cara untuk membaca perangai kekuasaan sebetulnya, dari peristiwa kecil kita tahu itu adalah umpan, dari peristiwa besar kita tahu itu adalah perintah," ucapnya.

Baca Juga: PKB Siap Gaet Raffi Ahmad dan Agnes Monica Jelang Pilkada Jakarta 2024

"Jadi ritme politik kita yang tadinya harmonis diganggu oleh nada palsu, lalu kita anggap nada palsu itu bagian dari orkestrasi, padahal itu nada yang diumpankan itu, kan kita akhirnya jadi hati-hati," sambungnya.

Bahkan menurutnya apa yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa UGM belakangan adalah sebuah kecerdasan dan peringatan untuk masyarakat.

"Mengingatkan publik bahwa kekuasaan itu berbohong dan cara dia berbohong itu sekarang dengan mudah kita temukan dalam kasus-kasus yang belum 24 jam berbohong kasusnya terbongkar, Novel Baswedan pun dilaporkan polisi," tutupnya.

Baca Juga: Din Syamsuddin Dituduh Radikal, Dahnil Anzar: Yang Menuduh Berhalusinasi dan Penuh Kebencian pada Beliau

Maka dari itu Rocky Gerung menyebut bahwa kejadian pelaporan Novel Baswedan sehari setelah Presiden Jokowi meminta masyarakat aktif mengkritik pemerintah adalah sebuah pemetaan politik.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Rocky Gerung Official

Tags

Terkini

Terpopuler