GAR ITB Tuding Din Syamsudin 'Radikal', Ulil Abshar: Label Ini Sekarang Dipakai Jadi Alat Pembungkaman

13 Februari 2021, 21:18 WIB
Ulil Abshar Abdalla mempertanyakan siapa sosok dibalik tudingan radikalisme yang diarahkan kepada Din Syamsudin. /Twitter/@ulil

PR BEKASI - Dilaporkannya dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Muhammad Sirajuddin Syamsuddin alias Din Syamsuddin oleh Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), mendapatkan tanggapan dari beberapa tokoh.

Salah satunya ialah Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU), Ulil Abshar Abdalla.

Dalam akun media sosialnya, ia juga turut menyoroti tudingan radikal kepada mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Baca Juga: Mardani Ali Sera Sindir PKB Soal Raffi Ahmad dan Agnez Mo Jadi Cagub, PKB: Anda Takut Kalah? 

Dalam pernyataannya, Ulil Abshar Abdalla menilai bahwa tudingan yang dilakukan oleh GAR ITB adalah blunder besar.

Ia sendiri mengakui bahwa dirinya kerap berbeda pandangan dengan Din Syamsuddin, meski begitu Ulil Abshar dengan tegas menolak tudingan 'radikal' itu.

Adanya tudingan itu menurut Ulil Abshar Abdalla membuktikan bahwa GAR ITB tidak mengenal dengan baik siapa sosok dari Din Syamsuddin, baik kiprah atau pemikirannya selama ini.

Karena itu ia mempertanyakan siapa sebetulnya orang yang menjadi penggerak atau tokoh dari adanya tuduhan yang dialamatkan kepada Din Syamsuddin dengan menuding ia sebagai tokoh radikal.

Baca Juga: Sambut Olimpiade Paris 2024, Menara Eiffel Akan Dilapisi 'Emas' Senilai Rp847 Miliar 

"Siapa sih sosok-sosok di balik GAR ITB yang menuduh Pak Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal ini?" kata Ulil Abshar seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitternya, Sabtu, 13 Februari 2021.

"Meskipun dalam banyak hal saya berseberangan pandangan dengan Pak Din (Syamsudin), tetapi menuduhnya radikal jelas blunder besar. Mereka yang nuduh ini jelas ndak paham rekam jejak pemikiran/kiprah Pak Din," sambung Ulil Abshar.

Ulil Abshar dalam pandangan lainnya menyayangkan bentuk tudingan radikalisme yang dijadikan sebagai alat untuk berpolitik seperti membungkam lawan politik atau pihak berseberangan dengan pemerintah.

Baca Juga: Selalu Jadi Ikon di Tahun Baru Imlek, Ternyata Ini Kandungan dari Kue Keranjang 

"Sangat disayangkan bahwa label "radikal" ini sekarang ini dengan mudah dipakai sebagai alat "pembungkam" (muzzling mechanism) terhadap sosok-sosok yang dipandang berseberangan dengan pemerintah," kata Ulil Abshar.

Dalam pernyataannya ia menegaskan bahwa yang perlu memperhatikan atau mengawasi adanya radikalisme agama, namun bukan berarti hal itu justru dijadikan alat untuk menyerang lawan politik.

"Saya setuju: radikalisme agama adalah tantangan yang serius. Tapi bukan dijadikan alat politik," kata Ulil Abshar.

Baca Juga: Anggapan Ucapan sang Anak Bercanda, Pria di AS Kaget Saat Ingat Airpods Miliknya Tertelan 

Sementara itu pandangan dari tokoh lainnya terhadap dukungan kepada Din Syamsudin yang telah dilaporkan oleh GAR ITB ke KASN, disampaikan oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti.

Seperti yang dikatakan Abdul Mu'ti, bahwa tudingan 'radikalisme' yang diarahkan kepada Din Syamsuddin adalah salah.

Sebab menurutnya Din Syamsudin merupakan sosok yang aktif mendorong moderasi beragama dan kerukunan internal dan antarumat beragama baik di dalam dan di luar negeri.

Baca Juga: Chaca Ditangkap Polisi Karena Kedapatan Miliki 7,2 Gram Sabu, Andika Kangen Band: Gue Enggak Percaya  

Abdul Mu'ti dalam pernyataannya mengenal baik kiprah dan kesibukan yang dilakukan oleh Din Syamsudin, termasuk prestasi dan peran Din Syamsudin yang dianggapnya bertentangan dengan isu radikalisme yang dituding oleh GAR ITB.

Karena itu dalam pernyataannya, ia mengatakan bahwa label 'radikal' yang diarahkan kepada Din Syamsudin adalah 'salah alamat'.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler