PR BEKASI - Jhoni Allen Marbun kembali angkat bicara soal sanksi pemecatan dirinya sebagai kader Partai Demokrat oleh Dewan Kehormatan Partai Demokrat.
Meski sudah dipecat secara tidak hormat, Jhoni Allen mengaku bahwa dirinya masih tetap kader Partai Demokrat, bukan hanya pakaiannya tapi juga hatinya.
Jhoni Allen pun mengatakan bahwa sanksi pemecatan dirinya dan juga mantan kader lainnya akan dibawanya dalam proses hukum yang berlaku.
Baca Juga: Singgung Adanya 'Presiden Boneka', Rocky Gerung: Seharusnya yang Dicabut Itu Omnibus Law
Hal itu disampaikan Jhoni Allen dalam acara "Mata Najwa" bertajuk "Adu Kuat di Demokrat" pada Rabu, 3 Maret 2021.
"Oh iya (tetap kader Partai Demokrat). Karena pemecatan itu nanti akan kita uji di dalam proses hukum dan perundangan yang berlaku, bahwa hati saya ini Demokrat, bukan hanya bajunya," kata Jhoni Allen, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis, 4 Maret 2021.
Lebih lanjut, Jhoni Allen menyebut bahwa mungkin saja para kader Partai Demokrat yang belum dipecat, hatinya bukan Demokrat dan hanya akan merusak.
"Mungkin saja, teman-teman yang belum dipecat, pakai logo (Partai Demokrat) tapi hatinya bukan Demokrat, cuma merusak," ujar Jhoni Allen.
Jhoni Allen pun menuturkan bahwa tindakannya yang dianggap kudeta, justru untuk menyelamatkan Partai Demokrat yang telah mengambil hal-hak para kader, setelah dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Justru saya hadir untuk menyelamatkan Partai Demokrat setelah SBY Ketua Umum, Ibas Sekjen. Baru SBY Ketua Umum Kongres di Surabaya, mengambil hak-hak daripada kewenangan pimpinan fraksi di tingkat cabang dan tingkat provinsi. Saya tak percaya tadinya," tutur Jhoni Allen.
Baca Juga: Kisruh Partai Demokrat Kian Panas, Herzaky: Jangan Baper untuk Mantan Kader yang Dipecat!
Jhoni Allen pun menjelaskan bahwa SBY sudah membuat peraturan soal iuran fraksi yang sebelumnya tidak ada.
"Bayangkan, membuat peraturan organisasi yang ditandatangani Pak SBY yang menurut saya adalah seorang negarawan, soal iuran fraksi tingkat dua dan tingkat satu, yang sebelumnya tidak ada," ujar Jhoni Allen.
Jhoni Allen pun membantah tuduhan Partai Demokrat yang menyebutnya telah mendiskreditkan para kader.
"Di mana saya mendiskreditkan? Justru saya menyelamatkan, karena mereka kecewa dari Sabang sampai Merauke, atas diambilnya kewenangan itu yang sebelumnya tidak ada," kata Jhoni Allen.
Jhoni Allen pun menyebut bahwa tindakannya yang dianggap kudeta, sebenarnya hanya menyampaikan apa yang dikhawatirkan para Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
"Betul (menyampaikan kekhawatiran DPC), tetapi langsung keluar pidato kudeta. Padahal apinya itu masih api lilin. Kudeta yang disiram pertamax menyambar ke mana-mana," kata Jhoni Allen.
Terakhir, Jhoni Allen menegaskan bahwa tidak ada campur tangan pihak eksternal, apalagi kekuatan pemerintah terkait usulan Kongres Luar Biasa (KLB).
"Gak ada campur tangan eksternal, kekuatan pemerintah di sini. Kekuatan intervensi pemerintah di Demokrat dari dalam adalah Kongres 2010 di Bandung. Bagaimana semua kekuatan dan presiden menginginkan Andi Malaranggeng tidak menang. Artinya hati nurani yang bicara," tutur Jhoni Allen.***