Bantah Pernah Ajak Gatot Nurmantyo untuk Kudeta Partai Demokrat, Jhoni Allen: Jangan Asbun

12 Maret 2021, 08:57 WIB
Jhoni Allen Marbun membantah pernah ajak Gatot Nurmantyo untuk kudeta Partai Demokrat. /facebook / Jhoni Allen Marbun/

PR BEKASI - Kisruh internal yang terjadi di dalam Partai Demokrat masih berlanjut.

Hingga saat ini kisruh internal tersebut belum titik terang untuk penyelesaian.

Ditetapkannya Moeldoko sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) memicu konteoversi.

Diketahui bahwa KLB diselenggarakan di Deli Serdang, Sumatera Utara pada beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Kembali Tunda Pembukaan Umrah 2021, Simak Begini Alasannya

Baca Juga: Informasi Pemadaman Listrik Sementara di Bekasi Hari Ini, Jumat, 12 Maret 2021

Baca Juga: Refly Harun Tanggapi Isu Ancaman Hukuman 10 Tahun Penjara HRS: Dituntut Pidana Saja tak Cocok untuk Kasusnya

Sejumlah pihak mengkritisi putusan KLB tersebut, meskipun beberapa pihak mendukung Moeldoko.

Sementara itu, Sekjen Partai Demokrat versi KLB, Jhoni Allen Marbun membantah pernah mengajak mantan Pangalima TNI, Gatot Nurmantyo.

Ajakan yang dimaksud yakni untuk melakukan kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ia pun mendesak Gatot Nurmantyo untuk menyebut orang yang menyampaikan ajakan itu.

Jhoni yakin tak ada pihaknya yang menghubungi Gatot, sebagaimana diberitakan Galamedia.Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Jelek-jelekan Gatot Nurmantyo, Jhoni Allen Bantah Pernah Ajak Kudeta Partai Demokrat: Jangan Asbun".

Baca Juga: Addie MS Ungkapkan Takut Neraka Jahanam Usai Tulis Sindiran yang Seolah Ditujukan untuk Amien Rais dan SBY

"Sebagai seorang panglima, jenderal bintang empat tidak mudah, tapi jangan asbun (asal bunyi)," kata Jhoni di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 11 Maret 2021.

Ia menyatakan pihaknya tak sembarangan merekrut calon ketua umum. Menurutnya, Gatot tidak memenuhi syarat karena tak berintegritas.

Menurutnya, Gatot sibuk kampanye saat menjabat Panglima TNI padahal diangkat oleh Presiden Jokowi untuk memimpin TNI.

"Setelah reformasi, biasanya panglima itu pensiun sampai masa umurnya. Tetapi baru satu ini yang pensiun sebelum umurnya mencapai. Karena apa? integritasnya dia," katanya.

Jhoni membandingkan integritas Gatot dengan Moeldoko. Menurutnya, Moeldoko loyal selama menjabat Panglima TNI.

Baca Juga: Beri Pengakuan, Ketua DPC Maluku Utara Sebut Bangga Bisa Bergabung dengan Demokrat Versi Moeldoko

"Panglima harus loyal kepada negara dan tugas-tugasnya. Bedakan loyalitas kepada negara dan tugas," katanya.

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo sebelumnya mengungkapkan dirinya pernah ditawari beberapa orang untuk merebut Partai Demokrat dari AHY.

Namun ketika ditanya apakah orang tersebut sama dengan yang mendatangi Moledoko, ia menjawab bukan.

Ia mengungkapkan sosok yang menawarinnya itu termasuk orang yang berpengaruh.

Gatot pun memberikan sedikit petunjuk. "Setelah Pak SBY selesai masa jabatannya menjadi Presiden, orang itu tak lagi bersama Partai Demokrat," katanya.

Baca Juga: Izinkan Suaminya Berhubungan dengan Perempuan Lain, Nafa Urbach Ungkap Kondisi Sebenernya

Pernyataan Gatot pun dituding sejumlah pihak sebagai isapan jempol belaka. Bahkan ia dianggap telah berbohong.

"Ya terserah, mau tidak percata juga tak apa-apa, saya hanya mau menyelematkan teman-teman saya," katanya.*** (Dicky Aditya/Galamedia.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler