Moeldoko Ingin Partai Demokrat Bersih, Muhammad Rahmad: Kita Rekrut Nazaruddin yang Punya 'Serbuk Pembersih'

27 Maret 2021, 13:57 WIB
Wasekjen Partai Demokrat versi KLB, Muhammad Rahmad sebut Moeldoko ingin Partai Demokrat bersih dan jadi partai terbuka. /Tangkapan layar YouTube.com/Akbar Faizal Uncensored/

PR BEKASI - Wasekjen Partai Demokrat versi KLB, Muhammad Rahmad membantah jika alasan mengungkit kembali kasus korupsi Hambalang untuk segera diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah untuk menarik simpati masyarakat.

Muhammad Rahmad mengatakan bahwa pihaknya hanya ingin mendorong KPK untuk membersihkan "pakaian-pakaian kotor" dari Partai Demokrat.

Hal itu disampaikan Muhammad Rahmad saat menjadi narasumber di acara "Kabar Petang" bertajuk "Hambalang Jurus Moeldoko Goyang AHY?" pada Jumat, 26 Maret 2021.

Baca Juga: Akui Takut Di-roasting Kiky Saputri, Sule: Takutnya Terjadi Apa-apa, Manusia Kadang-kadang Bisa Lepas Kontrol

Baca Juga: Diusir Hotma Sitompul Tanpa Alasan yang Jelas, Ibu Bams Eks Samsons: Saya Sebagai Istri Merasa Dizalimi

Baca Juga: Minta KPK Bertindak, Max Sopacua: Ada Kader Demokrat yang Tak Tersentuh Hukum Usai Nikmati Korupsi Hambalang

"Sebetulnya kita tidak mencari-cari simpati masyarakat. Kita hanya mendorong bahwa Partai Demokarat ini harus bersih dari pakaian-pakaian kotor masa lalu," kata Muhammad Rahmad, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Sabtu, 27 Maret 2021.

Muhammad Rahmad pun menuturkan bahwa Moeldoko yang telah ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB, ingin membuat Partai Demokrat bersih dan menjadi partai yang terbuka.

"Pak Moeldoko menginginkan partai ini menjadi partai yang terbuka, bukan partai keluarga, yang dikuasai satu dua orang. Jadi kalau ada pakaian kotor di Partai Demokrat, ayo kita cuci. Persolan kalau ada bau yang tercium, itu risiko yang harus kita tanggung," kata Muhammad Rahmad.

Baca Juga: Kembali Diserang Isu Korupsi Hambalang, Renanda Bachtar: Kubu KLB Sudah Mulai Frustasi

Saat disinggung kenapa mengikut sertakan Muhammad Nazaruddin yang jelas-jelas pernah dihukum karena kasus korupsi Hambalang, Muhammad Rahmad menjelaskan bahwa Nazaruddin tidak pernah terlibat persoalan Hambalang.

"Kalau kita lihat rekamannya, Nazaruddin dihukum itu bukan karena kasus Hambalang. Nazaruddin justru tidak pernah ikut persoalan Hambalang, karena perusahannya mundur, dia tidak ikut proyek Hambalang," kata Muhammad Rahmad.

Dia pun menjelaskan bahwa Anas Urbaningrum juga dihukum bukan karena kasus korupsi Hambalang.

"Anas Urbaningrum juga dihukum bukan karena kasus Hambalang. Jadi ini di luar skenario yang dilakukan dulu. Setelah dibongkar, dibuka mapnya secara detail, ternyata Hambalang ini jaraknya lebih dekat ke Cikeas daripada ke Duren Sawit dan Pejaten," tutur Muhammad Rahmad.

Baca Juga: Berkaca pada China Hingga Irak, Ulama Lebak KH Hasan Basri Setuju Pelaku Korupsi Bansos Dihukum Mati

Lebih lanjut, Muhammad Rahmad mengatakan bahwa Nazaruddin memiliki serbuk pembersih untuk membersihkan "pakaian-pakaian kotor" di Partai Demokrat.

"Mas Nazaruddin kita rekrut ke Demokrat, karena Mas Nazaruddin ini punya serbuk pembersih pakaian kotor. Jadi kalau kita mau membersihkan pakaian kotor di Partai Demokrat, kita harus siapkan serbuk pembersihnya," ujar Muhammad Rahmad.

Terakhir, Muhammad Rahmad menuturkan bahwa pihaknya ingin membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar uang Rp2,5 triliun di Hambalang tidak terbuang percuma.

"Kita ingin membantu pemerintahan Pak Jokowi agar uang 2,5 triliun di Hambalang tidak terkubur dan terbuang percuma," kata Muhammad Rahmad.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube tvOneNews

Tags

Terkini

Terpopuler