Akhirnya Angkat Bicara, Moeldoko: Saya Ini Orang yang Didaulat untuk Memimpin Demokrat

28 Maret 2021, 18:29 WIB
Setelah kehadirannya dinanti publik, akhirnya Moeldoko angkat bicara soal KLB Partai Demokrat dan mengaku bahwa dirinya didaulat. /Instagram @dr_moeldoko

PR BEKASI - Nama Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko tengah menjadi perbincangan publik.

Kehadiran Moeldoko di depan publik pun semakin ditunggu-tunggu yakni untuk memberikan penjelasan mengenai kisruh Partai Demokrat.

Namun, Moeldoko sempat menghilang beberapa waktu setelah ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.

Publik oun mempertanyakan keberadaan Moeldoko dan menantikan penjelasan terkait kisruh tersebut.

Baca Juga: Akhirnya Buka Suara Soal KLB, Moeldoko: Ini Bukan Sekadar Selamatkan Demokrat, Tapi Juga Bangsa dan Negara

Baca Juga: Momentum Earth Hour 2021, Ridwan Kamil Ajak Generasi Muda Kurangi Energi Fosil

Baca Juga: Usai Akuisisi Klub Liga 2 2021 Cilegon United FC, Raffi Ahmad Berencana Buat Sekolah Sepak Bola?

Baru-baru ini dikabarkan akhirnya KPS Moeldoko pun muncuk ke publik.

Dalam unggahan yang dibagikan di akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko, ia menjawab sejumlah pertanyaan yang dilontarkan padanya.

Pertanyaan pertama adalah terkait dengan alasan dirinya menerima pinangan untuk memimpin Partai Demokrat.

"Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat. Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat," ujarnya pada Minggu, 28 Maret 2021, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Menurutnya, telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang Pilpres 2024, yang menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

Baca Juga: Pernah Disuruh Telanjang oleh Petugas Imigrasi, Ruben Onsu: Untungnya Ada Pilot Orang Indonesia, Gue Selamat

Baca Juga: Cak Imin Minta Kepolisian Usut Tuntas dan Tangkap Aktor di Balik Pelaku Penyerangan Bom Bunuh Diri

Ia lantas menilai bahwa tindakannya untuk mengambilalih Partai Demokrat yang diketuai oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu tidak hanya demi menyelamatkan partai tersebut, tetapi juga menyelamatkan bangsa.

"Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat, jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa. Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat, setelah tiga pertanyaan yang saya ajukan kepada peserta KLB," kata Moeldoko menambahkan.

Mantan Panglima TNI itu juga menegaskan bahwa dirinya tidak mau membebani presiden dalam persoalan ini, sebagaimana diberitakan Depok.Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Akhirnya Muncul Usai Lama 'Menghilang', Moeldoko Tiba-tiba Mengaku Khilaf: Jangan Bawa-bawa Presiden".

Baca Juga: Akibat Adanya Aksi Bom Bunuh Diri, Kedubes Rusia di RI Peringatkan Warganya Tak Kunjungi Keramaian

Baca Juga: Merasa Prihatin, Kuria Keuskupan Agung Makassar Berharap Pastor dan Umat Terus Waspada

Baca Juga: Kecam Dua Aksi Kekerasan yang Terjadi di Indonesia, Haris Azhar: Siapa pun Pelakunya, Biadab!

Pasalnya, ia menilai bahwa persoalannya dengan Partai Demokrat adalah atas otoritas yang dimiliki secara pribadi.

"Terhadap persoalan yang saya yakini benar dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki, maka saya tidak mau membebani Presiden," kata pria yang masih menjabat sebagai KSP tersebut.

Moeldoko juga mengakui bahwa dirinya memang khilaf tidak memberitahu istri dan keluarganya terkait dengan langkah yang diambilnya.

Namun, sekali lagi ia menekankan agar tak ada pihak yang membawa-bawa nama presiden dalam kisruh Partai Demokrat yang menyeret namanya tersebut.

"Saya juga khilaf, tidak memberitahu kepada istri dan keluarga. Saya terbiasa mengambil risiko seperti ini, demi kepentingan bangsa dan negara. Untuk itu, jangan bawa-bawa Presiden untuk persolan ini,"kata Moeldoko di akhir keterangannya.*** (Annisa.Fauziah/Depok.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler