Ramadhan Tahun Ini Dinilai Sangat Spesial, Gus Sahal: Ini Pertama Kalinya Jalankan Puasa Tanpa Kehadiran FPI

13 April 2021, 05:24 WIB
Pengurus PCINU Amerika, Gus Sahal menilai Ramadhan tahun ini sangat spesial, karena untuk pertama kalinya bangsa Indonesia menjalankan puasa tanpa keberadaan FPI. /Tangkapan layar YouTube.com/CokroTV/

PR BEKASI - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika, Akhmad Sahal atau Gus Sahal menilai bahwa Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan yang sangat spesial.

Pasalnya, menurut Gus Sahal, baru kali ini bangsa Indonesia menjalani ibadah Ramadhan tanpa adanya keberadaan ormas Front Pembela Islam (FPI).

"Ramadhan saat ini sebenarnya adalah Ramadhan yang sangat spesial, karena pada saat inilah untuk pertama kalinya, Ramadhan tanpa keberadaan FPI," kata Gus Sahal, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube CokroTV, Selasa, 13 Maret 2021.

Baca Juga: Kaget PGN Alami Kerugian Rp3,8 Triliun, Said Didu: Jika Tidak Bisa Perbaiki BUMN, Minimal Jangan Dirusak

Gus Sahal menceritakan bahwa sejak berdirinya FPI pada 1998 silam, baru kali ini bangsa Indonesia menjalankan ibadah puasa tanpa kehadiran FPI, yang selalu bersikap bertentangan dengan apa yang diucapkan.

"Sejak berdirinya FPI pada 1998, beberapa bulan setelah Soeharto jatuh, baru kali ini kita menjalani puasa tanpa kehadiran ormas yang selalu tampil dengan seragam putih-putih," kata Gus Sahal.

"Selalu mengklaim melakukan anti kemaksiatan, tapi dengan cara-cara penggalangan massa, sweeping, menggeruduk, dan main hakim sendiri. Sekarang itu tidak kita lihat lagi, mulai Ramadhan tahun ini," sambungnya.

Baca Juga: Akui Pernah Tiga Kali Lebaran di Dalam Bui, Jumhur Hidayat: Tapi Baru Kali Ini Puasa Ramadhan Tanpa Anak-Istri

Gus Sahal menilai, tidak adanya keberadaan FPI di Indonesia sangat penting, karena pelarangan FPI menujukkan bahwa pemerintah tegas terhadap kelompok-kelompok intoleran.

"Kenapa ini penting? Pertama, pelarangan FPI sejak Desember lalu adalah sinyal bahwa pemerintah saat ini mulai tegas terhadap kelompok intoleran. Jadi sebelumnya kan selalu ada kekecewaan, tuntutan, agar Pak Jokowi tegas terhadap kelompok intoleran," tutur Gus Sahal.

Selain itu, dengan tidak adanya FPI maka tidak ada lagi kelompok yang mengklaim dirinya melakukan amar makruf nahi mungkar, tapi dengan cara-cara kemungkaran.

Baca Juga: Tak Terima Suara Siti Badriah Disebut Paling Jelek, Lucinta Luna: Anak Baru Kemarin Sore Aja kok Sotoy

"Kedua, semenjak kelahirannya FPI selalu mengklaim sebagai kelompok yang memberantas kemaksiatan, dengan doktrin amar makruf nahi mungkar. Tetapi dalam praktiknya, klaim FPI itu bertentangan dengan spirit awalnya," kata Gus Sahal.

"Jadi FPI melakukan nahi mungkar, tetapi cara-cara yang dipakai itu justru kemungkaran. Jadi ini sesuatu yang bertentangan dengan spirit amar makruf nahi mungkar," sambungnya.

Menurut Gus Sahal, sejak lahirnya FPI, citra Islam ditampilkan ke muka publik menjadi sesuatu yang garang dan menakutkan.

Baca Juga: Kemenristek Digabung ke Kemendikbud, Mardani: Jangan Sampai Banyak Ilmuwan Indonesia Hijrah ke Negara Lain

"Islam itu ditampilkan oleh FPI jadi sesuatu yang garang, menakutkan, dan sesuatu yang membuat orang ngeri melihat Islam," ujar Gus Sahal.

Oleh karena itu, Gus Sahal bersyukur bahwa hal-hal semacam itu tidak muncul lagi setelah pemerintah membubarkan FPI.

"Hal-hal semacam ini, setidaknya tidak muncul lagi. Harapan kita semoga ini berlanjut dan menjadi titik pijak yang baru bagi kita, untuk melangkah melawan segala bentuk premanisme agama, dan premanisme berjubah," tutur Gus Sahal.

Baca Juga: Minta MUI Tak Ikut Campur Soal Kajian Ramadhan PT PELNI, Teddy Gusnaidi: MUI Itu Cuma LSM, Bukan Penegak Hukum

Terakhir, dengan tidak adanya FPI, Gus Sahal berharap semoga ke depannya Indonesia menjadi lebih baik lagi dan pemerintah tetap konsisten dengan ketegasannya terjadap kelompok intoleran.

"Jadi dengan adanya Ramadhan tanpa FPI ini, semoga ke depan Indonesia menjadi lebih baik dan pemerintah semakin menunjukkan konsistensinya untuk tegas terhadap kelompok intoleransi, terutama kelompok intoleransi berbasis agama," tutur Gus Sahal.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: Youtube CokroTV

Tags

Terkini

Terpopuler