Kisah Perjalanan Bahlil Lahadalia, Sejak Kecil Harus Berjuang Demi Menjalani Hidup

22 Juli 2021, 18:56 WIB
Sosok Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, yang masa kecilnya harus berjuang demi menjalani hidup. /Instagram @bahlillahadalia

PR BEKASI - Menteri Investasi Kabinet Indonesia Maju Bahlil Lahadalia yang baru saja dilantik pada 28 April 2021 yang lalu bisa dikatakan orang yang cukup baru di dunia pemerintahan Indonesia.

Dengan kekayaan sebesar Rp300 miliar beliau diketahui sebagai seorang pengusaha.

Tapi tidak banyak yang tahu ternyata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sejak kecil harus berjuang menjalani hidupnya.

Seperti apa kisah perjalanan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, berikut Pikiranrakyat-Bekasi.com rangkum untuk Anda dari akun Instagram @putrainvestorschool pada Kamis, 22 Juli 2021.

Baca Juga: Ungkap Awal Mula Terbitnya Perpres Investasi Miras, Bahlil Lahadalia: Ada Masukan Soal Kearifan Lokal

Bahlil Lahadalia merupakan anak ke-2 dari 8 bersaudara yang lahir di Banda, 7 Agustus 1976. Dimana dirinya lahir dari keluarga yang berkekurangan.

Sang ayah dulunya adalah seorang buruh bangunan dengan gaji Rp7.500/hari sedangkan sang ibu menjadi buruh cuci di rumah orang.

Karena dirinya termasuk anak yang paling besar, sejak SD diharuskan untuk mencari uang agar bisa sekolah dan ini sebuah keharusan agar bisa bertahan hidup dalam membantu ibu dan adik-adiknya yang banyak dan masih kecil.

Perlu diketahui Bahlil Lahadalia sebenarnya menjadi pengusaha karena keterpaksaan saja, bahkan awalnya dirinya tidak ingin menjadi seorang pengusaha.

Baca Juga: Ikrarkan Perjanjian CEPA, Bahlil: Korea Selatan Bisa Jadi Mitra Strategis Indonesia

Kemudian karena Bahlil Lahadalia besar di Fakfak, Papua dirinya mencari uang mulai dari jualan kue, jadi kondektur angkot saat SMP, jadi sopir angkot saat SMEA, hingga menjadi helper excavator dari kontraktor agar bisa beli buku, sepatu sampai kelereng.

Setelah lulus SMEA, Bahlil Lahadalia berangkat ke Jayapura dengan niat mencari nasib dengan hanya membawa ijazah, tiga baju, SIM dan kantong kresek.

Pada saat itu Bahlil menaiki Kapal Perintis dari Fakfak ke Jayapura dengan perjalanan 2 Minggu yang bercampur dengan kambing, kayu, hingga keladi.

Baca Juga: Dicecar Aktivis dalam Debat Terbuka UU Cipta Kerja, Bahlil Lahaladia: Kami Sadar Sosialisasi Kurang

Perjuangan Bahlil Lahadalia untuk kuliah pun sangat berat karena tidak ada kampus yang menerimanya, akhirnya Bahlil Lahadalia tinggal di asrama mahasiswa saat di Jayapura.

Namun, karena yang lain kuliah, sang ketua asrama memaksa Bahlil Lahadalia untuk kuliah ke swasta meskipun dirinya tidak punya uang.

Agar bisa membiayai kuliahnya, Bahlil Lahadalia akhirnya menjadi tukang dorong gerobak di pasar dengan upah Rp200 perak pada saat itu dan juga berjualan koran.

Sambil kuliah, Bahlil Lahadalia jadi aktivis kampus, pernah jadi ketua senat, hingga dipenjara beberapa kali karena memimpin pergerakan.

Baca Juga: Jokowi Tegur Luhut dan Bahlil, Pengamat: Keduanya Hanya Beri Angin Surga untuk Nina Bobokan Presiden

Tetapi yang membuat miris, dirinya pernah mengalami busung lapar saat kuliah karena sehari-hari makannya setengah nasi setengah bubur supaya makannya bisa banyak dan kalau beras habis, yang dimakan adalah mangga muda yang jatuh di samping asrama.

Karena sakit itulah, Bahlil Lahadalia memiliki motivasi untuk jadi pengusaha, dan harus berhenti dari kemiskinan.

Sehingga cara satu-satunya adalah menjadi pengusaha.

Setelah 7 tahun berkuliah dan lulus, Bahlil Lahadalia sempat menjadi pegawai asuransi.

Baca Juga: Tak Memenuhi Target Investasi pada Kuartal III, Jokowi Tegur Luhut dan Bahlil

Lalu dirinya diajak untuk membangun perusahaan konsultan keuangan, IT oleh teman-temannya dan ditunjuk sebagai karyawan dan direktur wilayah di Papua dengan gaji Rp35 juta per bulan.

Hanya setahun bekerja, Bahlil Lahadalia bisa ngasih profit (bukan omset) ke perusahaan Rp10 miliar lebih yang membuatnya mendapat dividen Rp600 juta.

Namun dirinya memilih mundur dan mendirikan perusahaan sendiri dengan menggunakan modal dividen tersebut untuk usaha di bidang trading kayu.

Setelah hidup cukup nyaman dengan gaji Rp35 juta perbulan yang awalnya dikira gampang, ternyata tiba-tiba pindah ke bidang lain itu harus mulai dari 0 lagi.

Baca Juga: Terkait Kondisi Investasi di Indonesia, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia Yakinkan Investor Inggris

Butuh waktu setahun untuk Bahlil Lahadalia bisa recovery ke kondisi sebelumnya.

Tapi berkat kerja keras, pengalaman, jejaring bisnisnya bisa terus tumbuh hingga saat ini. Dimana Bahlil Lahadalia memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai holding company.

Menurut Bahlil Lahadalia dirinya tidak pernah sukses. Biarlah orang yang menilai, tapi dirinya selalu punya prinsip hidup, belajar, belajar dan belajar, serta kerja dan harus sukses.

Jadi, kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, itu orientasi sama dengan ibadah.

Baca Juga: Bahlil Lahadalia Sebut Penting Segera Selesaikan RUU Cipatker: Dorong Kepastian Investasi

"Jangan pernah menganggap remeh orang lain yang posisinya di bawah. Karena nasib orang itu nggak ada yang tahu, roda itu berputar," ujar Bahlil Lahadalia dikutip dari Instagram @putrainvestorschool oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Kamis, 22 Juli 2021.

"Saya melihat orang, bukan dari apa yang dia miliki sekarang, dalam konteks materi duniawi. Tapi saya mengagumi orang, dari apa yang dipikirkan, dan apa yang dia lakukan, serta apa karyanya untuk bangsa dan negara. Itu jauh saya lebih menghargai orang itu ketimbang dia harus memamerkan apa yang dia punya dalam konteks harta. Karena kita ini semua itu titipan Allah. Jangankan harta kita, diri kita saja milik dia. -Bahlil Lahadalia," tuturnya.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler