Kemenkes RI dan IDI Papua Sesalkan Tindakan KKB, Tewaskan Suster Gabriella Meilani dan Lukai Beberapa Nakes

18 September 2021, 08:23 WIB
Kemenkes RI dan IDI Papua sesalkan tindakan KKB yang telah tewaskan suster Gabriella dan lukai beberapa tenaga kesehatan. /Facebook/Gabriella Meilani

 

PR BEKASI - Baru-baru ini masyarakat Indonesia khususnya tenaga kesehatan dirundung duka cita.

Pasalnya, suster bernama Gabriella Meilani dilaporkan meninggal dunia akibat serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Seperti diketahui bahwa Papua memang tengah dalam ancaman KBB, akan tetapi sejumlah Pihak tidak menyangka bahwa tenaga kesehatan juga menjadi sasaran mereka.

Suster Gabriella Meilani menjadi salah satu korban KKB di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Baca Juga: Polri Jelaskan Alasan Densus 88 Belum Terlibat Atasi KKB Papua hingga Hubungan Munarman sebagai Teroris

Atas peristiwa tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pun menyampaikan dukacita atas meninggalnya suster Gabriella Meilani.

“Segenap keluarga besar Kementerian Kesehatan turut berdukacita atas gugurnya Gabriella Meilani yang menjadi korban kekerasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua,” tulis Kementerian Kesehatan melalui Instagram resminya pada 17 September 2021, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.

Selain berdukacita, Kemenkes RI pun menyesalkan atas terjadinya kejadian tersebut. Kejadian kekerasan yang dilakukan KKB terhadap tenaga kesehatan.

“Kemenkes juga menyesalkan terjadinya kejadian ini, dan berharap kejadian serupa tidak kembali terulang,” katanya, sebagaimana diberitakan
PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dalam artikel berjudul "Suster Gabriella Meilani Tewas di Tangan KKB, Begini Respon Kemenkes RI dan IDI Papua".

Baca Juga: BTM Akui Teror KKB Bikin Investor Ragu Tanam Modal di Papua

Diketahui, peristiwa kekerasan terhadap tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok yang menewaskan suster Gabriella Meilani terjadi pada Senin, 13 September 2021.

Dari 10 tenaga kesehatan, saat ini sebanyak 8 orang telah aman dan dibawa ke pos TNI.

Sementara 2 tenaga kesehatan lainnya atas nama Gabriella Meilani dan Kristina hilang dan ditemukan oleh TNI-Polri pada 15 September 2021 di dasar jurang.

“Satu orang berhasil ditemukan dalam keadaan hidup, dan satu lagi (suster Gabriella Meilani) dalam kondisi meninggal dunia. Saat ini masih menunggu proses evakuasi,” kata Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: TNI Siapkan 400 Pasukan Setan untuk Basmi KKB Papua, Gatot Nurmantyo: Jangan Harap Selesai dengan Militer

Menurut Kementerian Kesehatan, saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian, dan akan terus melakukan upaya untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan peristiwa yang menewaskan tenaga kesehatan di Papua.

“Kementerian Kesehatan RI menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas tindakan cepat TNI-Polri dalam menemukan kedua korban yang hilang, dan tenaga kesehatan yang bertugas di Distrik Kiwirok,” tambah Kementerian Kesehatan.

Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Papua mengecam tindakan aksi tersebut, dan menyerukan pernyataan sikap meminta jaminan keamanan serta keselamatan tenaga kesehatan medis demi kelancaran pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Papua.

“Kami meminta kepada Pemerintah Daerah Provinsi Papua beserta TNI-POLRI untuk menjamin keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan yang bertugas di seluruh wilayah Papua,” pinta Ketua IDI Papua dr Donald Aronggear melalui siaran pers yang diterima PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, 17 September 2021.

Baca Juga: Imbau Masyarakat Tak Ragu Sebut KKB Papua Teroris, Muannas Alaidid: Tinggalkan LSM Sok Humanis Penjual HAM!

Selain itu, kata Ketua IDI Papua dr Donald Aronggear, IDI Papua pun meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kotamadya atau Kabupaten, para tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat untuk ikut terlibat dalam menjaga keamanan para tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas.

“Kami juga berharap kejadian serupa tidak lagi berulang. Sehingga tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan dengan tenang tanpa ada tekanan maupun rasa takut,” tegas dia.

Ia menambahkan, peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh KKB tersebut sudah pasti berpengaruh terhadap jumlah tenaga kesehatan di Papua.

Berkurangnya tenaga kesehatan medis di wilayah di Papua, terutama di wilayah pedalaman akan sangat berdampak terhadap masyarakat Papua.

“Terutama yang sedang membutuhkan bantuan kesehatan, terutama di tengah situasi pandemi saat ini,” katanya, menambahkan.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: PR Tasikmalaya

Tags

Terkini

Terpopuler