Sering Diabaikan, Kemenkes Ingatkan Pola Hidup Sehat pada Hari Ginjal Sedunia 2020

12 Maret 2020, 19:05 WIB
DIREKTUR Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Cut Putri Ariane (kanan) memberikan keterangan pada media dalam rangka peringatan Hari Ginjal Sedunia di Kementerian Kesehatan Jakarta pada Kamis, 12 Maret 2020.* /Antara/

PIKIRAN RAKYAT - Hari Ginjal Sedunia atau World Kidney Day (WKD) kembali diperingati pada tanggal 12 Maret 2020.

Di tahun ini, hari ginjal sedunia mengangkat tema “Ginjal Sehat untuk semua di mana saja”.

Kampanye dan edukasi fokus pada pesan penting untuk terus melakukan pencegahan, deteksi dini penyakit ginjal, dan upaya pemerataan akses layanan yang diserukan kepada seluruh masyarakat luas.

Pasalnya, pencegahan dan pelayanan penyakit ginjal memiliki arti penting untuk menekan insiden penyakit ini yang meningkat tiap tahunnya, khususnya penyakit ginjal kronik (PGK).

Baca Juga: Jadi yang Pertama, Ridwan Kamil Resmikan Bus Ramah Penyandang Disabilitas 

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Antara, di hari ginjal sedunia ini, Kementerian Kesehatan mengingatkan kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan melakukan pengecekan kesehatan secara berkala dalam memperingati Hari Ginjal Sedunia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Cut Putri Ariane mengatakan bahwa penyakit ginjal sangat bisa dicegah, yaitu mencegah faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat.

Cut juga menjelaskan faktor risiko penyakit ginjal sama dengan faktor risiko penyakit tidak menular lainnya, seperti hipertensi, diabetes, obesitas, rokok, faktor genetik, dan usia.

Dari seluruh faktor risiko tersebut, hanya usia dan genetik yang tidak dapat dicegah, sementara faktor risiko lainnya sangat bisa dicegah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya penyakit ginjal.

Baca Juga: Rawan Jadi Lokasi Penyebaran Virus Corona, Ombudsman Lakukan Sidak Kesiapan Transportasi Publik 

"Pola makan yang tidak sehat. Konsumsi gula garam lemak berlebih atau konsumsi karbohidrat, protein, vitamin, lemak yang tidak seimbang," kata Cut.

Cut juga menyarankan agar mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang tercukupi karbohidrat, protein, vitamin, dan lemak.

Konsumsi harian gula, garam, dan lemak paling banyak untuk satu orang per hari adalah lima sendok makan gula atau 50 gram, satu sendok teh atau 5 gram garam atau 50 miligram natrium, dan lima sendok makan minyak atau 67 gram.

Cut menyebut bahwa pintu masuk dari penyakit ginjal dan penyakit tidak menular lainnya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi dan juga diabetes.

Hipertensi bisa disebabkan oleh konsumsi garam berlebih, sedangkan untuk diabetes salah satunya disebabkan oleh konsumsi gula berlebih.

Baca Juga: Terungkap Penjual Miras Oplosan yang Tewaskan 2 Orang Bekasi, Kini Ditangkap Polisi 

Selain menerapkan pola hidup sehat, Cut juga mengingatkan agar masyarakat melakukan pengecekan kesehatan secara berkala.

"Bagi yang memiliki faktor risiko minimal cek kesehatan satu bulan sekali, untuk yang sehat cek kesehatan minimal setahun sekali," ujarnya.

Cut menerangkan walaupun seseorang telah menjalankan pola hidup sehat, tetapi tidak menutup kemungkinan orang tersebut masih akan mengalami sakit, akibat bakteri atau virus lain. Untuk itu masyarakat juga diimbau tetap melakukan pengecekan kesehatan secara berkala untuk deteksi dini suatu penyakit.

Berdasarkan, Data Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) 2018 menyebutkan prevalensi gagal ginjal kronis pada penduduk usia di atas 15 tahun sebanyak 0,38 persen atau 739.208 jiwa dengan prevalensi tertinggi di Kalimantan Utara 0,64 persen dan terendah di Sulawesi Barat 0,18 persen.

Proporsi pasien yang menjalani terapi cuci darah atau hemodialisis pada penduduk usia di atas 15 tahun dengan gagal ginjal kronis di Indonesia sebanyak 19,33 persen, tertinggi di DKI Jakarta 38,71 persen dan terendah Sulawesi Tenggara 1,99 persen.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler