Bekasi Berduka, Ulama Karismatik Anak dari Almarhum KH Noer Alie Tutup Usia

27 Oktober 2020, 14:29 WIB
KH Nurul Anwar Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa Putra. /Attaqwaputri.sch.id/

PR BEKASI - Kabar duka menyertai keluarga besar Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Attaqwa di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa Putra, KH Nurul Anwar bin KH Noer Alie, hari ini berpulang ke Rahmatullah pada Selasa, 27 Oktober 2020.

Kabar kepergian ulama karismatik Bekasi ini diunggah pada akun resmi Pondok Pesantren Putra di Facebook. Putra kelima KH Noer Alie ini meninggal di RSUD Kota Bekasi pukul 04.57 WIB.

Baca Juga: Imbas Covid-19, Garuda Indonesia Pastikan Penuhi Hak Karyawan yang Diputus Sebelum Masa Kontrak

Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari halaman Facebook Pondok Pesantren Attaqwa Putra, jenazah akan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di Pondok Pesantren Attaqwa Putri, Ujungharapan Bahagia, Babelan, Kabupaten Bekasi.

KH Nurul Anwar, Noer Alie yang lain, berperan besar dalam melanjutkan pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa selepas ayahandanya meninggal pada 1992.

Beliau juga sempat mempin MUI Kabupaten Bekasi pada periode 2016-2020, saat itu beliau menggantikan posisi KH Rochimudin Nawawi yang meninggal dunia.

Baca Juga: Selain Sistem Pernapasan, Peneliti Ungkap Dampak Polusi untuk Kesehatan Mental dan Kecerdasan

Empat hari sebelumnya, istri dari KH Nurul Anwar, Ustazah Hj. Nurlaila Burhani, berpulang karena sakit di RS Ananda Babelan.

KH Nurul Anwar adalah anak dari ulama karismatik asal Bekasi, yaitu KH Noer Ali, ulama yang biasa tenar denga julukan Singa Karawang Bekasi.

Mubaligh yang wafat pada 29 Januari 1992 itu tenar dengan julukan "Singa Karawang-Bekasi." Buku Genealogi Intelektual Ulama Betawi (2011) menjelaskan, KH Noer Ali lahir di Ujung Malang (kini bernama Ujung Harapan), Bekasi. Keluarganya bermata pencaharian tani.

Baca Juga: Kelola Lahan Terbengkalai Pemkab Bekasi untuk Bisnis Perhotelan, BUMD PT BBMW: Migas Terus Turun

Ayahnya bernama H Anwar bin Layu, sedangkan ibunya adalah Hj Maemunah. Sejak kecil, Noer Ali memiliki semangat untuk mendalami ilmu-ilmu agama.

Ketika berusia delapan tahun, dia mulai belajar mengaji pada Guru Maksum di Kampung Bulak. Tiga tahun kemudian, dia mengkaji ilmu tata bahasa Arab, tauhid, dan fiqih dari Guru Mughni.

Ketekunannya semakin menebal, Memasuki usia remaja, Noer Ali pergi ke Kampung Cipinang Muara, Klender (Jakarta Timur). Tujuannya, memeroleh ilmu dari Guru Marzuqi yang kelak menghasilkan alim ulama Betawi terkemuka. Banyak di antaranya yang sahabat karib Noer Ali.

Baca Juga: Kritisi Film Pendek NU yang Dianggap Adu Domba Muslim, Guru Besar UIN: Lebih Banyak Mudharatnya

Kesungguhan belajar putra daerah Bekasi ini menarik perhatian Guru Marzuqi. Pada akhirnya, Noer Ali diperbolehkan untuk mengajar murid junior bila sewaktu-waktu Guru Marzuqi berhalangan hadir.***

Editor: Ikbal Tawakal

Tags

Terkini

Terpopuler