Tanggapi Kritik Habib Rizieq, Refly Harun: Seharusnya Ditujukan Pada Orang Bukan Pada Lembaga

3 November 2020, 21:29 WIB
Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun. /Youtube/Refly Harun

PR BEKASI - Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun mengulas sebuah artikel yang berisi pernyataan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq yang menyindir para pihak yang bersikap pura-pura bijak saat Nabi Muhammad SAW dihina.

Padahal menurutnya, mereka sangat marah saat organisasi atau tokohnya yang dihina.

Habib Rizieq juga mengingatkan, jika karikatur apa pun yang digambar, meski itu bukan wajah Nabi Muhammad, tapi dalam karikatur tersebut ditulis itu adalah Nabi Muhammad, tentu itu adalah penghinaan dan tidak boleh dibiarkan.

Menanggapi pernyataan tersebut, Refly Harun menilai bahwa kritik dari Habib Rizieq itu ada benarnya.

Baca Juga: Tempat Les IFI Bandung Jadi Sasaran Demo Anti-Prancis, Warganet Khawatirkan Hotman Paris Juga Didemo 

"Memang kritik Rizieq itu ada benarnya juga, tapi saya tidak ingin mengatakan dalam konteks Nabi Muhammad, tapi dalam konteks berbeda pendapat baik secara lisan maupun tulisan," kata Refly Harun, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Refly Harun, Selasa, 3 November 2020.

Menurutnya, hal-hal terkait penghinaan dan pencemaran nama baik merupakan hal yang klasik di Indonesia.

"Jadi kalau kita kaitkan soal penghinaan, soal pencemaran nama baik, itu soal-soal yang sangat klasik di Indonesia ini. Jadi, orang merasa terhina, merasa tercemar, dan lain sebagainya, bisa sangat subjektif," kata Refly Harun.

Oleh karena itu, menurutnya, pasal tentang penghinaan itu sudah ada sejak zaman Belanda, zaman Soekarno, bahkan zaman Soeharto.

Baca Juga: Dapat Ditemui dengan Mudah di Asia, Dapatkan 6 Manfaat Jamur Shiitake yang Baik untuk Jantung 

Sehingga banyak orang-orang yang ditangkap dan dipenjarakan karena dianggap kritis terhadap pemerintahan.

"Jadi kalau kita mengambil sebuah standar yang dikaitkan dengan demokrasi Pancasila, kita harus pahami bahwa penghinaan dan pencemaran nama baik itu seharusnya hanya pada orang, bukan pada lembaga," kata Refly Harun.

Karena menurutnya, lembaga adalah makhluk yang tak bernyawa. Sehingga tidak mungkin lembaga merasa terhina dan merasa tersinggung.

"Yang merasa terhina, yang merasa tersinggung pastilah orang, dan orang tersebut bisa jadi ada dalam lembaga. Tapi kita harus bisa membedakan antara lembaga dan orang," ujar Refly Harun.

Baca Juga: Pemkot Bekasi Laporkan Peretasan Akun Instagram Kecamatan Rawalumbu ke Kemkominfo 

Sehingga menurutnya, jika seseorang mengkritik penguasa, bukan berarti orang itu mengkritik negara. Atau jika seseorang mengkritik organisasi atau lembaga, bukan berarti orang itu mengkritik orang per orang yang ada di lembaga itu.

"Jadi kita harus bedakan betul, mana lembaga yang tak punya nyawa, yang tak punya kepribadian, dengan orang yang punya kepribadian," ujar Refly Harun.

Oleh karena itu, ketika membicarakan kasus penghinaan, maka harus jelas dulu siapa subjeknya atau siapa yang dihina.

Menurutnya, konsep tersebut penting agar demokrasi bisa terjaga dengan baik.

Dirinya pun mencontohkan sebuah kasus lama, ketika saat itu seorang presenter TV terkenal mengkritik kinerja DPR.

Baca Juga: Jokowi Tegur Luhut dan Bahlil, Pengamat: Keduanya Hanya Beri Angin Surga untuk Nina Bobokan Presiden 

Akibatnya, ada anggota DPR yang tersinggung dan mengancam akan membuka keburukan  presenter TV tersebut.

Menurutnya, tindakan tersebut sangatlah tidak tepat karena bukan serangan langsung kepada orang per orang.

"Karena DPR itu adalah sebuah institusi yang tidak bernyawa, sebuah institusi yang tidak punya kepribadian, jadi tidak mungkin dia bisa tersinggung. Yang tersinggung itu pengurus-pengurus, anggota-angggotanya, atau ketua-ketuanya," kata Refly Harun.

Dirinya menjelaskan bahwa hal yang sama berlaku kepada presiden atau pemerintah.

"Kalau kita mengkritik presiden, maka ada dua kapasitas, sebagai pribadi dan sebagai lembaga. Sebagai lembaga presiden tidak boleh dan tidak bisa tersinggung. Karena dia bukan makhluk hidup yang punya nyawa dan kepribadian. Dia adalah institusi," kata Refly Harun.

Baca Juga: Prediksi dan Live Streaming Midtjylland vs Ajax Rabu Dini Hari: 11 Pemainnya Positif, Ten Hag Galau 

Refly Harun pun mengingatkan, sebagai seseorang yang hidup di ranah publik, maka orang tersebut harus menerima jika ruang privatnya semakin mengecil.

"Sehingga kita tidak boleh memiliki ketersinggungan yang begitu cepat terhadap kritik, dan dengan cepat mengatakan kritik itu sebagai hinaan, dan sebagainya," kata Refly Harun.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler