Tanggapi Fenomena Ceramah Ulama Akhir-akhir Ini, Perti: yang Buruk-buruk Jangan lah Diikuti

- 29 November 2020, 15:44 WIB
Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti) Dr KH Anwar Sanusi SH S Pel MM.
Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti) Dr KH Anwar Sanusi SH S Pel MM. /ANTARA/Dok.BNPT/ANTARA

PR BEKASI - Gaya sebagian ulama ketika berdakwah kerap menjadi sorotan masyarakat luas, terutama akhir-akhir ini.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Tarbiyah Islamiyah (PP Perti) Dr KH Anwar Sanusi SH SPel MM mengatakan ulama itu seharusnya memberikan contoh yang baik dalam memberikan penjelasan bahwa ajaran Islam itu membawa kedamaian, kerukunan, dan toleransi bagi umat.

"Jangan sampai ulama menyampaikan dakwah yang mengandung unsur radikalisme, apalagi terorisme,” ujar Anwar Sanusi yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Minggu 29 November 2020.

Baca Juga: Tolak Pembukaan Calling Visa Bagi WN Israel, MUI: Bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945 

Menurut dia, ulama di Tanah Air pun memiliki peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia.

Untuk itu, dia berharap dakwah ulama harus menyatukan bukan memecah belah masyarakat. Nasehat ulama adalah mengedukasi bukan memprovokasi.

Selain itu, Anwar menyebut bahwa dalam berdakwah diwajibkan untuk mengajak dengan lemah lembut, mengajak dengan bahasa yang santun. 

Jika ada yang melakukan dengan cara sebaliknya bisa dibilang bukan menyampaikan ajaran Islam secara baik.

Baca Juga: Cek Fakta: Taman Safari Dikabarkan Gelar Promo Akhir Tahun Tiket Masuk Gratis Khusus Pengguna Motor 

”Ulama harus bisa memberikan contoh dan teladan yang baik pada masyarakat. Meskipun memang terkadang ada penyampaian beberapa ulama, beberapa tokoh masyarakat yang seolah-olah memprovokasi. Tapi yang buruk-buruk itu janganlah diikuti,” tuturnya.

Mantan anggota Majelis Tinggi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu juga menyampaikan Islam itu justru mengajak dan memberikan penjelasan kepada masyarakat dengan pernyataan yang baik dan santun.

”Boleh saja memberi semangat, tetapi tidak harus dengan cara-cara seperti itu, yang membuat gaduh atau tidak kondusif. Jangan memberikan contoh yang tidak baik terutama kepada anak-anak muda,” ucapnya.

Anwar juga menyampaikan antara ulama dan umara (pemerintah) itu harus bersatu padu.

Baca Juga: Anies Baswedan Dituduh Atas Dugaan Korupsi, Refly Harun: Jika Tak Ada Data, Ini Pembunuhan Karakter

Ia juga mengingatkan agar jangan lupa bahwa pemerintah juga harus mendengarkan fatwa-fatwa alim ulama sehingga jika ada kritik-kritik kepada pemerintah itu adalah hal yang biasa.

”Kalau memang ada kritik-kritik dari para alim ulama yang disampaikan dengan baik, saya kira itu juga bagus untuk dilaksanakan. Kalau sekiranya kurang bagus ya tidak usah diikuti. Tetapi prinsipnya ulama dan umara itu bersama membangun negara baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur,” ujarnya.

Dalam hal ini, ia mendukung langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menggandeng LPOI dan LPOK membentuk Gugus Tugas Pemuka Agama dalam rangka pencegahan paham radikal terorisme.

Menurut dia, ulama dan umara memang harus bersinergi. Apalagi gugus tugas ini melibatkan berbagai ormas baik dari ormas Islam maupun dari non-Islam.

Baca Juga: Habib Rizieq Kabur Diam-diam dari Pintu Belakang RS UMMI Polres Bogor Gelar Penyelidikan 

”Banyak dari mereka (ormas) ini lahir sebelum negara ini merdeka, jadi gugus tugas ini memang kebersamaannya untuk membangun menuju negara seperti yang dicita-citakan para founding fathers kita. NKRI yang terdiri dari berbagai macam suku, agama dan budaya bisa mencapai satu tujuan indonesia yang sejahtera,” jelasnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x