Refly Harun Tanggapi Pernyataan Luhut yang Tegaskan Jokowi Tak Mau Disuntik Vaksin Covid-19 Duluan

- 13 Desember 2020, 08:24 WIB
Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun.
Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun. /Tangkapan layar dari YouTube Refly Harun

PR BEKASI - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak ingin disuntik Covid-19 duluan karena sejumlah alasan.

Luhut mengungkapkan bahwa kalau Jokowi mau disuntik hari ini pun juga bisa, tetapi yang bersangkutan tentu tidak mau karena akan melanggar aturan serta dianggap ingin duluan sendiri.

"Kalau presiden mau disuntik duluan hari ini juga bisa, tetapi presiden tidak mau. Nanti dibilang mau presiden sendiri duluan, atau melanggar aturan," ujar Luhut Binsar Pandjaitan, Sabtu, 12 Desember 2020 kemarin.

Baca Juga: BPUM Akan Berlanjut hingga Tahun 2021, Simak Beberapa Persyaratan agar Bisa Mendapatkannya

Menanggapi hal tersebut, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan, seharusnya seorang pemimpin dapat memberikan contoh.

"Kalau perkara enak memang haram pemimpin yang divaksin terlebih dulu, tapi kalau perkara yang meragukan ya pemimpinnya harus memberikan contoh," ucapnya.

Refly menyayangkan sikap dua orang kepercayaan Jokowi yang mendukung presiden untuk tidak divaksin duluan.

Baca Juga: HRS Pilih Taat Hukum, Muannas Alaidid ke Fadli Zon: Tolong Anda Jangan Terus Komporin

"Rupanya memberikan contoh itu, yang pasti Presiden Jokowi pun tidak mau, mungkin Luhut gak mau juga, tapi yang jelas yang sudah tidak mau yaitu Presiden Jokowi dan Erick Thohir sebagai menteri BUMN," tuturnya.

Menurutnya jika nantinya presiden disuntik terlebih dahulu dan baik-baik saja tentu itu akan memunculkan kepercayaan dari masyarakat.

"Rakyat dulu la alasan mereka, padahal kan cuman satu vaksin untuk mereka dan kalau mereka fine (baik-baik) saja, berarti kan rakyat akan percaya," ucapnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca untuk Wilayah DKI Jakarta, Jabar, dan Banten Hari Ini

Refly Harun pun membeberkan perdebatan vaksin Covid-19 yang saat ini menimbulkan keraguan di tengah masyarakat.

"Pertama adalah soal keampuhannya, apakah vaksin itu betul-betul ampuh dan tidak menyebabkan efek sampingan, bahkan penyakit lain," ucapnya.

Kemudian menurut Refly Harun, terdapat keraguan dari bahan-bahan pembuat vaksin Covid-19.

Baca Juga: Viral Soal Ujian Sekolah 'Tertindasnya' Anies Baswedan dari Mega, Begini Kabar Guru yang Membuatnya

"Kedua adalah ingredients-nya, apakah bahan-bahannya berasal dari sumber-sumber yang halal, karena ini vaksin dari China ya," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Refly Harun, Minggu, 13 Desember 2020.

Terakhir, Refly Harun mengungkapkan bahwa vaksin Covid-19 ini erat kaitannya dengan uang yang besar.

"Yang ketiga adalah bisnis vaksin itu sendiri, ini huge money, banyak orang yang mengatakan bahwa bisnis vaksin ini yang menyebabkan kemudian cerita Covid-19 ini terus akan berulang," tuturnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Foto Fadli Zon Pakai Kaus Hitam Bertuliskan Jubir FPI, Ini Faktanya

"Kadang-kadang kita bingung juga, ada yang meninggal, ada yang kayak OTG seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernurnya," sambung Refly.

Oleh karena itu, Refly Harun membeberkan skema siapa saja yang terlebih dahulu disuntik vaksin Covid-19.

"Kita berharap yang divaksin duluan, biar pejabatnya tidak kena, ya presiden dulu, kedua wakil presiden, ketiga menteri-menteri koordinator, keempat menteri-menteri bersama dengan ketua-ketua lembaga negara," ucapnya.

Baca Juga: Tembak Mati Warganya Satu Persatu karena Covid-19, 7 Negara PBB Kecam Pelanggaran HAM di Korea Utara

"Saya kira kalau mereka sama-sama divaksin terlebih dahulu dan rakyat melihat, dan mereka baik-baik saja, barulah saya kira masyarakat atau rakyat akan percaya bahwa vaksin ini ampuh, dan tidak memunculkan efek samping," tutup Refly Harun.

Sebelumnya Luhut mengaku bahwa ada yang meminta Presiden Jokowi untuk disuntik vaksin Covid-19 terlebih dahulu.

Menurutnya hal tersebut terjadi karena ada pihak-pihak yang menganggap bahwa vaksin Covid-19 akan menyebabkan penyakit dan sebagainya.

Baca Juga: Austria Batalkan Larangan Penggunaan Jilbab di Sekolah karena Diskriminatif, Badan Muslim Gembira

Namun, Luhut menegaskan bahwa presiden menjawab ingin disuntik bersama-sama rakyat nanti.

"Ada yang bilang ini (divaksin) nanti bisa sakit, presidennya dulu disuntik. Presiden bilang 'saya nanti disuntik ramai-ramai saja dengan rakyat'. Jadi kelihatan," ucapnya.

Luhut juga meminta kepada masyarakat jangan berburuk sangka dengan pemerintah. Sebab, menurutnya pemerintahan Presiden Jokowi akan memberikan yang terbaik bagi rakyat.

Baca Juga: Ceritakan Kepergian Dua Anaknya, Haikal Hassan Bersumpah Demi Allah Pernah Didatangi Rasulullah SAW

"Jadi, jangan buruk sangka. Jauhkan itu buruk sangka. Pemerintah memberikan yang terbaik bagi rakyat," tuturnya.

Sementara Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa 1.2 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac sudah datang ke Indonesia, dan tinggal menunggu emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Erick mengatakan jangan sampai nanti ada anggapan pemerintah dalam mendatangkan vaksin Covid-19 tanpa ada koordinasi dan BPOM maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI).***

Editor: Ikbal Tawakal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah