Waspadai Kelompok Setengah Radikal, Ali Imron: Pemahaman Radikalisme di Indonesia Banyak Sekali

- 21 Desember 2020, 08:05 WIB
Ilustrasi teroris*
Ilustrasi teroris* /pixabay.com/TheDigitalWay

PR BEKASI – Ali Imron, terpidana kasus Bom Bali 1 ini mengungkapkan bahwa ia mengetahui pembentukan tim Qosh.

Tim Qosh ini diketahui dipimpin oleh Zulkarnaen yang juga menjadi tersangka kasus Bom Bali 1 pada tahun 2002 lalu. Menurut dia, tim yang dipimpin Zulkarnaen ini melibatkan alumni Afganistan.

Zulkarnaen yang juga anggota Jemaah Islamiyah (JI) ini berhasil ditangkap tim densus 88 di Gang Kolibri, Toto Harjo, Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Lampung, Kamis, 10 Desember 2020 setelah belasan tahun buron.

Baca Juga: Cek Fakta: KPK Dikabarkan Diminta Mulai Penyidikan Kasus Anies Baswedan

"Tim Qosh ini di pimpin oleh ustaz Zulkarnaen, terdiri dari mayoritas alumni Afghanistan. Kecuali Amrozi yang dilibatkan bukan alumni akademi militer, baik Afganistan ataupun Mindanao," kata Ali Imron dalam wawancara, Minggu, 20 Desember 2020, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari PMJ News.

Selain berbicara mengenai tim Qosh, Ali Imron juga mengingatkan bahaya radikalisme yang bisa menjadi bibit terorisme. Ia justru mewaspadai kelompok-kelompok setengah radikal.

"Kalau saya sendiri sebagai yang pernah melakukan aksi teror atau dari situ saya itu ngeri sebetulnya, karena saya tahu petanya bahwa pemahaman radikalisme di Indonesia ini banyak sekali itu belum lagi nanti ditambahin oleh orang atau kelompok yang setengah radikal," tuturnya.

Baca Juga: Dijuluki 'Golden Face', Lesty Kejora Masuk 10 Besar Wanita Tercantik di Dunia, Raisa Lewat

Lebih lanjut, kata dia, kelompok-kelompok setengah radikal itu bahwa secara dhohir mereka rida terhadap NKRI yang berdasarkan Pancasila dengan UUD 1945.

Tetapi, menurutnya, secara batin sebetulnya mereka tidak suka untuk merongrong akan hal itu. Setengah radikal ini justru membingungkan masyarakat.

Ali sendiri mengaku dirinya tidak mengetahui secara pasti kelompok setengah radikal. Namun, secara umum berbeda dari kelompoknya.

Baca Juga: Dear Ayah Bunda, Gunakan Kata-kata Positif ketika Berkomunikasi dengan Anak dalam Masa Tumbuhnya

"Saya tidak tahu secara persis, tetapi bisa kita lihat secara umum itu mereka masih sangat mengharapkan yang hubungannya dengan kesenangan dunia (seperti) duit dan lain sebagainya. Kalau kami sama sekali tidak," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan bahwa Zulkarnaen sempat menjalani pelatihan militer di Afghanistan selama 7 tahun sejak tahun 1988. Dalam periode tersebut, dia mempelajari perakitan bom dan perencanaan teror.

"Selama 7 tahun, Zulkarnaen belajar membuat bom, menjadi arsitek dan perencananya. Perencanaan suatu kegiatan yang dia lakukan di sana itu. Banyak yang mereka lakukan khusus untuk Zulkarnaen," ujarnya.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah