Baca Juga: Donald Trump Tolak Tandatangani UU Bansos Covid-19, Jutaan Warga Terancam Tak Dapat Bantuan
Sehingga tidak keliru apabila ada yang mengatakan kalau DPR, DPD, dan MPR telah menjadi yes man dan yes woman institution karena yang berani speak out atau berbicara untuk menyatakan keyakinannya hanya sedikit sekali.
Sehingga, Amien Rais menilai, apa saja yang diinginkan Presiden dengan para perubungnya itu yang kadang-kadang memang potensial menghancurkan keinginan nasional tetapi terus saja berjalan tanpa ada resistensi. "Dan tanpa bisa dibendung, karena apa?," katanya.
Amien Rais menjelaskan hal itu karena DPR, DPD, dan MPR sebagai lembaga-lembaga perwakilan rakyat itu memang sudah tunduk.
Ditambahkannya juga sudah 'ngegelosor' dan sudah tidak bisa mengangkat kepala untuk melakukan kritik koreksi apalagi katakanlah resistensi yang tetap demokratis dan konstitusional.
Baca Juga: Ditanya Penyidik Soal Bukti Mimpi Bertemu Rasulullah, Haikal Hassan: Waktu Mimpi Saya Gak Bawa HP
Menurutnya secara terus terang itulah yang menjadikan Indonesia mengalami malaise politik atau juga mengalami malapetaka demokrasi.
"Karena tidak ada lagi yang mengecek, menahan keinginan eksekutif dan ini tentu menjadikan demokrasi kita sudah sangat malaise, yaitu keadaan yang sudah sangat lemah, tanpa daya, dan tidak bisa apa-apa," katanya.
Jika diibaratkan dengan orang yang sakit malaise itu sudah tidak mampu melakukan apa-apa, hanya bisa tiduran, dan harus ditolong. Amien Rais menilai seperti itulah demokrasi yang ada di Indonesia Sekarang ini, yang menurutnya sudah pada batas titik nadir.***