Jengkel dengan Perubahan Mendadak Kunjungan ke Bali, Bossman Mardigu: Bisnis Kami Kering Kerontang

- 31 Desember 2020, 17:05 WIB
Mardigu Wowiek Soroti Kebijakan Pemerintah Wajibkan PCR Bila Berkunjung ke Bali.
Mardigu Wowiek Soroti Kebijakan Pemerintah Wajibkan PCR Bila Berkunjung ke Bali. /Instagram/@mardiguwp

PR BEKASI - Pengusaha Mardigu Wowiek atau biasa disebut Bossman Mardigu memberi kritiknya kepada pemerintah terkait kebijakan yang mewajibkan tes PCR bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Bali.

Bossman Mardigu menjelaskan bahwa kebijakan tersebut terlihat begitu mendadak. Ia juga menyebut bahwa akibat kebijakan tersebut banyak wisatawan yang membatalkan rencananya untuk liburan ke Bali.

Ketika pengumuman terlihat mendadak dikeluarkan last minute bahwa untuk liburan terutama ke Bali memerlukan PCR H-2 atau hari H minus 2 hari, harus dites negatif covid, di mana keputusan tersebut keluar hanya selang 3 hari dari masa liburan, hal ini membuat lebih dari 40% traveler (wisatawan) meng-cancel (membatalkan) perjalanan liburan ke bali,” kata Bossman Mardigu.

Baca Juga: Temukan Kasus Baru Covid-19 di Shunyi, China 'Salahkan' Pendatang asal Indonesia

Pada unggahannya di Instagram melalui akunnya @mardiguwp, Kamis, 31 Desember 2020, Bossmass Mardigu juga menyebut bahwa akibat kebijakan yang niatnya baik agar melindungi Bali dari virus Covid-19 tersebut, malah menyebabkan kerugian ekonomi.

Dalam pernyataannya, Bossman Mardigu juga memiliki kekhawatiran terkait maksud dan tujuan di belakang kebijakan mewajibkan tes PCR kepada wisatawan yang ingin berkunjung ke Bali.

“Ini bisnis PCR jangan-jangan pejabat yang punya ya. Sehingga dengan kebijakan membuat diharuskan test PCR yang harganya lumayan katakan 1 juta kalau dikalikan 100.000 turis lokal angka 100 miliar didapat dengan cepat,” ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun @mardiguwp, Kamis, 31 Desember 2020.

Akan tetapi, lanjutnya, ia juga meminta maaf terkait kecurigaannya tersebut, mungkin terjadi karena emosi yang disebabkan oleh kondisi bisnisnya di Bali saat ini.

Baca Juga: Siap-siap! Pemkot Bekasi Larang Perayaan Malam Tahun Baru, Fly Over Summarecon Ditutup Malam Ini

“Jahat banget otak kami ini ya, maaf pejabat ya maaf. Ini mungkin kami emosi-an. Bisnis kami di Bali kering kerontang. Bayar gaji karyawan nombok pakai uang tabungan,” ujarnya.

Bossman Mardigu juga menceritakan bahwa cara agar bisnisnya dapat bertahan adalah dengan jual aset, berutang, atau pecah tabungan. Salah satunya adalah untuk membayar gaji karyawan.

BossmanMardigu juga mempertanyakan dan keheranan terkait penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah yang tak kunjung usai.

“Kok malah nambah banyak korban terpapar covid? Kok malah kesannya nggak terkendali sih sebarannya dan penangannnya?” lanjutnya.

Baca Juga: Evaluasi Kebijakan Pemerintah di Tahun 2020, KPK Sodorkan 20 Rekomendasi terkait Penanganan Covid-19

Dalam unggahannya Mardigu juga mengajukan solusi terhadap pemerintah terkait penanganan Covid-19 dan Pariwisata.

“Gratiskan PCR dan vaccine (vaksin) di pelabuhan serta bandara masuk ke daerah wisata bagi seluruh turis domestik,” kata Mardigu.

"Sesederhana itu. Setelah itu pasti wisata tumbuh dengan cepat, termasuk turis asing yang akan masuk ke Indonesia, vaccine (vaksin) gratis, ditambah lagi vitamin gratis untuk penduduk Indonesia untuk anti bod," ujarnya.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x