Terkait Cerita Mimpi Bertemu Rasulullah, Haikal Hassan: Saya Sebenarnya Keberatan Diangkat ke Publik

- 6 Januari 2021, 17:30 WIB
Haikal Hassan Berbicara Bahwa Mimpinya Hanya Menenangkan Orang yang Sedang Bersedih.
Haikal Hassan Berbicara Bahwa Mimpinya Hanya Menenangkan Orang yang Sedang Bersedih. /Tangkapan Layar Kanal YouTube Fadli Zon

PR BEKASI- Sekretaris Jenderal Habib Rizieq Shihab (HRS) Center Haikal Hassan Baras menyatakan bahwa sebenarnya dia merasa sangat keberatan kisahnya diangkat dan menjadi konsumsi publik.

Kisah yang dimaksud adalah ceritanya mengenai mimpi bertemu Rasulullah, yang menjadi polemik lantaran pada akhirnya Haikal Hassan dilaporkan ke pihak Kepolisian karena dianggap menyebarkan berita bohong.

Haikal Hassan mengaku kalau dia tidak tahu pihak mana yang merekam saat dia menceritakan kisahnya itu ketika pemakaman enam laskar Front Pembela Islam (FPI) di Megamendung.

Baca Juga: Tak Ada Uji Klinis, Zubairi Djoerban Imbau Masyarakat Tak Divaksinasi dari Dua Merek yang Berbeda

"Jadi ceritanya ini saya sebenarnya sangat keberatan diangkat ke publik. Saya juga ga tau siapa yang rekam, siapa yang angkat ke publik, siapa yang viralkan, siapa yang upload, saya ga tau," kata Haikal Hassan, Rabu, 6 Januari 2021.

Bahkan, Haikal tidak akan melupakan kata-katanya di awal yang memang menuju kan kisah itu kepada keluarga korban yang di tinggalkan.

Dia mengatakan hal itu sebab keluarga yang sedang berduka, dan pernah berada di posisi mereka yang kehilangan.

Untuk itu, Haikal juga menyebut seharusnya dia dianggap sebagai mitra Polisi.

Baca Juga: Paparkan Strategi Vaksinasi, Jokowi Minta Semua Pihak Berjuang Mati-matian Tangani Pandemi Covid-19

"Harusnya saya dianggap mitra polisi, mestinya, karena saya katakan ke mereka sudah jangan sedih," ucapnya.

Haikal juga mengungkapkan bahwa dia menyampaikan kepada keluarga untuk tidak memperpanjang kesedihan, karena semuanya sudah selesai.

Pada kanal YouTube milik Fadli Zon. Haikal mengatakan, tujuannya juga untuk menenangkan mereka yang bersedih.

"Jangankan kasus ini, misalnya ada orang meninggal karena narkoba, yang kita bilang apaan? "Bu, hati-hati ya anaknya di neraka" kan ga mungkin. Kita bilang dia udah tenang, semoga dosanya diampuni, gitu kan?" ucap Haikal.

Baca Juga: Mike Pence Tolak dan Sebut Trump Tak Punya Kuasa Lagi untuk Halangi Biden Jadi Presiden AS

Haikal menambahkan kata-kata penghiburan juga diucapkan kepada mereka yang bukan beragama Islam, apapun bentuk kematiannya.

Dia mempertanyakan apa memang salah perkataannya yang bertujuan untuk menenangkan dan menghibur keluarga tersebut.

"Apakah salah kalau saya berkata demikian? yang menjadi salah katanya saya menghubung-hubungkan. Loh? saya cerita pengalaman pribadi saya bilang," katanya.

Haikal menceritakan bahwa ketika dia masih tinggal di Palestina, dalam rangka sesuatu, dia suka menunggu waktu berbuka puasa bersama orang-orang Palestina dengan bercanda.

Baca Juga: Tegas! Vaksin Itu Hak Rakyat, dr. Tirta: Ojo Diputer, Seolah-olah 'Pemaksaan' Sampe Pake Acara Denda

Salah satu candaannya adalah dengan mengatakan, "Siapa nanti yang buka puasa bersama Rasulullah".

Hal itu menjadi candaan karena kondisi Palestina yang memang harus selalu siap jika tiba-tiba Israel menjatuhkan bom di wilayah mereka.

"Bahkan waktu malam saat sahur, saya sahur di rumah syeikh Ahmad, itu biasa bilang "Siapa tahu sahur bersama Rasulullah". Itu menjadi suatu background buat saya, bahwa orang kalau syahid maka yang menyambut Rasulullah," ucapnya.

Haikal menyatakan kalau apa yang dia alami itu betul-betul fakta apa adanya.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Palsu Beredar di Dark Web hingga Telegram, Dijual Sampai Jutaan Rupiah

Sebelumnya, dia tidak ingin menceritakan hal tersebut, tetapi karena menjadi viral maka mau tak mau dia terpaksa menceritakannya.

"Demi Allah saya bersumpah, tadinya saya tidak mau ceritakan karena sudah jadi viral apa boleh buat. Saya mengalami itu, Bang Fadli," ujar Haikal.

Dia mengungkapkan ketika anaknya yang pertama dan kedua meninggal, usia anaknya yang pertama baru beberapa hari, dan yang kedua dua tahun setengah ketika meninggal.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Fadli Zon Official, Haikal mengaku memang mendapatkan mimpi tersebut.

Baca Juga: Cek Fakta: Salat Jumat di Masjid Istiqlal Dikabarkan Ditiadakan karena Dikuasai Syiah dan PKI

"Itu saya demi Allah bermimpi begitu. Rasulullah datang, suaranya jelas terdengar, dan berkata jangan takut dan jangan khawatir, Umar dan Salma bersama saya" kata Rasulullah," katanya.

Haikal menyampaikan Rasulullah menemuinya dalam bentuk seberkas cahaya, sehingga dia tidak bisa menggambarkan bagaimana bentuk mata ataupun hidungnya, dan memang dalam Islam tidak memperbolehkan membentuk rupa Rasulullah.

"Dan itu cahaya tidak bisa digambarkan hidung atau matanya, kan saya diminta bagaimana wajahnya ya ga mungkin. Lagipula haram berbohong atas nama Rasul, cahaya seperti matahari yang silau menunduk dan yang terlihat anak kita saja," ujarnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Raja Thailand Dikabarkan Undang Ulama Islam untuk Baca Doa Tolak Bala Covid-19

Saat Haikal melihat ke wajah anak yang bersama Rasulullah, memang betul itu adalah anaknya.

Hal itu diceritakan Haikal kepada keluarga. Maksud dari ceritanya adalah bahwa dia pernah mengalami hal yang sama, pernah kehilangan anaknya juga.

"Tapi ya begitu, justru saya harusnya mendapat ucapan selamat bukan dipanggil, karena saya bilang udahlah jangan diperpanjang, anakmu insya Allah sudah selamat, insya Allah menyambut Bapak Ibu nanti di Surga, wajar lah saya kira berkata seperti itu kok," katanya.

Akan tetapi yang terjadi adalah dia dilaporkan dan dianggap telah menyebarkan berita bohong.

Baca Juga: Sowan ke Muhammadiyah, Menkes Budi: Terimakasih atas Peran Aktif Melawan Pandemi

Bahkan dikatakan oleh Haikal kalau apa yang dia ceritakan merupakan bentuk ajakkan agar orang-orang melawan negara, dan bertemu dengan Rasulullah.

"Kok dianggap, ini mengajak orang supaya melawan negara, supaya bertemu Rasul. Kan itu persepsi lu, persepsi saya tidak begitu," ujarnya.

Haikal juga menganalogikan jika ada yang kecelakaan lalu mengucapkan penghiburan kepada keluarganya, lalu dianggap ajakan agar orang meninggal dalam kecelakaan.

"Apakah orang kalau meninggal karena kecelakaan lalu kita bilang, 'semoga Allah mengampuni dosamu', apakah itu memicu semua orang untuk mati karena kecelakaan? kan engga juga," kata Haikal Hassan.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah