Akun Donald Trump Ditutup, Ustaz Fahmi Salim: Di Negara Lain Akun Rakyat yang Kritis Malah Ditutup

- 9 Januari 2021, 09:26 WIB
Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustaz Fahmi Salim.
Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustaz Fahmi Salim. /Twitter @Msaadktp/

PR BEKASI - Platform media sosial Twitter memblokir sementara akun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memiliki lebih dari 88 juta pengikut pada Rabu, 6 Januari 2021.

Keputusan tersebut diambil Twitter menyusul adanya demo di Capitol oleh pengunjuk rasa pro-Trump, dan memperingatkan bahwa apabila ada pelanggaran tambahan oleh akun Donald Trump, maka Twitter akan menangguhkan akun tersebut secara permanen.

Tak lama setelah peringatan tersebut, akhirnya Twitter secara resmi menangguhkan secara permanen akun Twitter Donald Trump pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Baca Juga: Fadli Zon Dilaporkan, Gus Umar Singgung Ganjar Pranowo: Jangan Sok Jadi Pemilik Tunggal Kebenaran

"Setelah meninjau secara cermat Tweet terbaru dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya - khususnya bagaimana mereka diterima dan ditafsirkan di dalam dan di luar Twitter - kami telah secara permanen menangguhkan akun tersebut karena risiko hasutan lebih lanjut untuk melakukan kekerasan," kata Twitter, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari blog resmi Twitter, Sabtu, 9 Januari 2021.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustaz Fahmi Salim (UFS) menilai keputusan Twitter tersebut adalah suatu tindakan yang keren.

Namun, dia sangat menyayangkan di saat Amerika Serikat berani menutup akun presiden yang berisiko melakukan hasutan dan kekerasan, justru di negara lain akun rakyat yang kritis terhadap pemerintah yang malah ditutup.

Baca Juga: Bicara Soal Utang Negara, SBY: Pemimpin yang Baik Tak Akan Wariskan Beban pada Pemerintah Berikutnya

"Keren nih. Di negara demokrasi akun presiden ngaco bisa ditutup untuk menyehatkan publik, di negara lain akun rakyat yang kritis malah ditutup," cuit Ustaz Fahmi Salim di Twitter dengan akun @FahmiSalim2, Sabtu, 9 Januari 2021.

Diketahui, pada Jumat, 8 Januari 2021 Donald Trump mengunggah cuitan untuk para pemilihnya.

"75.000.000 Patriot Amerika yang hebat yang memilih saya, AMERICA FIRST, dan MAKE AMERICA GREAT AGAIN, akan memiliki GIANT VOICE di masa depan. Mereka tidak akan dihormati atau diperlakukan tidak adil dengan cara, bentuk, atau bentuk apa pun!," cuit Donald Trump.

Baca Juga: Mohon Izin untuk Menata Hidupnya Kembali, Gisel Berharap Kasusnya Tak Berdampak Negatif pada Gempi

Tak lama kemudian, Donald Trump kembali mencuit, "Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan pada 20 Januari."

Terkait dua cuitan tersebut, Twitter akhirnya mengambil langkah tegas dengan mempertimbangkan ketegangan yang sedang berlangsung di Amerika Serikat, salah satunya terkait peristiwa penyerbuan Capitol AS pada 6 Januari 2021.

Menurut Twitter, kedua cuitan itu harus dibaca dalam konteks peristiwa yang lebih luas di negara tersebut.

Baca Juga: Curiga Ada 'Drama Kotor' di Balik Blusukan Risma, Rocky Gerung: Itu Berarti Ada Musuh Dalam Selimut

Twitter menilai bahwa pernyataan Donald Trump itu dapat dimobilisasi oleh khalayak yang berbeda, termasuk untuk menghasut kekerasan.

Tak hanya itu, Twitter juga mengamati konteks pola perilaku dari akun Donald Trump dalam beberapa pekan terakhir.

"Setelah menilai bahasa dalam Tweet ini terhadap kebijakan memuliakan kekerasan, Glorification of Violence, kami telah menetapkan bahwa Tweet ini melanggar Kebijakan Kekerasan dan pengguna @realDonaldTrump harus segera ditangguhkan secara permanen dari layanan," ujar Twitter.***

Editor: Rika Fitrisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x