Bingung Soal Vaksin Malah Dikampanyekan Negara, Haris Azhar: Ini Kok Saya Lihat Kayak Sunatan Massal

- 15 Januari 2021, 22:44 WIB
Aktivis HAM Haris Azhar meminta pemerintah menjelaskan soal vaksin Covid-19 secara proporsional.
Aktivis HAM Haris Azhar meminta pemerintah menjelaskan soal vaksin Covid-19 secara proporsional. /Instagram.com/@azharharis

PR BEKASI - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar masih ragu melakukan vaksinasi Covid-19, meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah divaksinasi pada Rabu, 13 Januari 2020 lalu.

Haris Azhar tak menampik bahwa dirinya ingin divaksinasi, tapi saat ini dia masih ragu terkait keamanan dan efektifitas vaksin Covid-19 produksi Sinovac tersebut.

Hal itu dirinya sampaikan dalam acara 'Dua Sisi' bertajuk 'Vaksinasi: Hak atau Kewajiban?' pada Kamis, 14 Januari 2021.

Baca Juga: Curiga Mbak You Dukun Bayaran Oposisi, Habib Husin: Banyak Hasutan, Bahaya Jika Gak Segera Diamankan

Haris Azhar menyebut bahwa vaksinasi adalah hak seluruh rakyat, tapi bukan berarti itu sebuah kewajiban.

"Jadi kalau di UU Kesehatan, kesehatan itu hak asasi manusia. Kalau hak artinya sesuatu yang harusnya diberikan kepada kita, bukan diwajibkan. Kewajiban akan muncul ketika kita menghormati hak orang lain. Di situlah kita dibatasi," kata Haris Azhar, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Talk Show tvOne, Jumat, 15 Januari 2021.

Haris Azhar mengatakan, kalau seandainya dirinya tidak divaksinasi, lalu dirinya menjadi instrumen perluasan wabah yang kemudian memburuk, di Pasal 93 UU Kekarantinaan Kesehatan tindakan itu termasuk limitatif.

Baca Juga: Sebut Beberapa Media Potong dan Pelintir Ramalannya, Mbak You: Tak Ada Pergantian Presiden di 2021

"Limitatif itu artinya saya bisa dipidana, jika saya mengakibatkan sejumlah hal. Kalau saya tidak mau divaksin, maka negara lewat aparaturnya harus menjelaskan, kalau kamu tidak divaksin, kamu perginya ke sini, badan kamu melekat ini, itu harus dijelaskan," tuturnya.

Oleh karena itu, menurutnya, agar semua rakyat Indonesia mau vaksinasi Covid-19, maka pemerintah harus melakukan pendekatan ke masyarakat.

Salah satunya dengan menjelaskan kepada masyarakat secara proporsional terkait vaksin tersebut dan kenapa masyarakat diwajibkan vaksinasi, sehingga masyarakat percaya dan tidak ragu lagi.

Baca Juga: Ribka Tjiptaning Tolak Vaksinasi, Teddy Gusnaidi: Harus Diingatkan, Mungkin Dia Salah Baca Berita

"Saya merasa bahwa yang penting dari negara itu adalah proposional aja menjelaskannya pada masyarakat. Vaksin kita ini baru dua kali uji klinis," ujar Haris Azhar.

Lebih lanjut, Haris Azhar menuturkan bahwa dia menyukai pernyataan dr. Tirta beberapa waktu lalu yang menyebut bahwa vaksin Covid-19 bukan satu-satunya cara melawan pandemi Covid-19.

"Saya suka sama pendekatan dr. Tirta, dia bilang, 'vaksin ini bukan satu-satunya, dia menjadi pelengkap dari berbagai hal yang diamanatkan lewat UU Kekarantinaan Kesehatan'. Jadi PSBB, pengetatan, penutupan bandara, kampanye 3M, itu semua kelengkapan yang harusnya saling mengisi," kata Haris Azhar mengutip perkataan dr. Tirta.

Baca Juga: Bantah Prediksi Sri Mulyani, Rizal Ramli: Mohon Maaf, Tahun Ini Krisis Indonesia Jauh Lebih Serius

Haris Azhar pun menyimpulkan bahwa seharusnya vaksin itu diinformasikan oleh pemerintah ke masyarakat bukan malah dikampanyekan.

"Vaksin itu diinformasikan, bukan dikampanyekan ayo vaksin. Saya agak bingung juga ngelihat banyak orang ramai-ramai ayo vaksin, tadi pagi juga. Ini kok saya lihat kayak sunatan massal, orang pakai panggung, ada TV ini TV itu nonton," kata Haris Azhar.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube Talk Show tvOne


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x