Unggul! Kampung Adat Baduy Punya Cadangan Padi hingga 100 Tahun Kedepan

- 29 Januari 2021, 16:07 WIB
 ilustrasi - Warga Baduy melakukan aktivitas di Desa Kanekes, Lebak, Banten. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/agr/hp/pri
ilustrasi - Warga Baduy melakukan aktivitas di Desa Kanekes, Lebak, Banten. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/agr/hp/pri /

PR BEKASI – Mantan Walikota Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan pemerintah harus belajar dari Kampung Adat Baduy, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Dedi yang kini menjadi anggota DPR mengatakan meski tanpa bantuan kepala Dinas Pertanian maupun Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) masyarakat adat Baduy memiliki sistem pertanian yang unggul.

Hal itu ia ungkap dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI Bersama Menteri Pertanian, Selasa, 26 Januari 2021.

Baca Juga: Kritik Pandangan Mahfud MD Soal Rasisme, Fahri Hamzah Minta Proses Hukum Merata

"Toh kita harus belajar pada kampung adat di Baduy, tanpa bantuan ppl, tanpa kepala dinas pertanian punya varietas padi sendiri, unggul, kemudian lumbungnya penuh, bahkan cadangannya 100 tahun kedepan mereka masih punya padi utuh," ucap Dedi Mulyadi seperti dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Miecko One Seven, Jumat, 29 Januari 2021.

Ia pun menjelaskan alasan kenapa Indonesia tidak mampu meniru kecerdasan masyarakat kampung adat Baduy, menurutnya hal itu tak terlepas dari Pendidikan yang berasal dari luar negeri.

"Kenapa kita tidak cerdas? Karena sekolah kita diluar negeri, sekolah diluar negeri kita harus mengikuti pikiran orang luar negeri," katanya.

Baca Juga: Sebut Surat Keberatan Eiger ke YouTuber Contoh Buruk, dr.Tirta: Dikasi Hati Rogoh Jantung

Dalam kesempatan ia pun memuji masyarakat Baduy yang tidak memiliki kasus  Covid-19.

"Dan yang paling menarik hari ini adalah di Baduy tidak ada Dinas Kesehatan tapi tidak ada Covid-19," katanya.

Diketahui hingga kini penyebaran Covid-19 di kalangan masyarakat Baduy di belum ditemukan alias nol kasus sejak pemerintah menetapkan wabah corona sebagai bencana nasional pada 13 April 2020.

Baca Juga: AS Temukan Empat Varian Covid-19 Setelah Otoritas Kesehatan Umumkan Varian Afrika Selatan

"Selama sembilan bulan terakhir ini warga Baduy nol kasus Covid-19," kata Petugas Medis Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cisimeut, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Iton Rustandi.

Masyarakat Baduy lebih ketat dalam menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M) guna mencegah penularan virus corona.

Bahkan, tetua adat setempat mengimbau masyarakat Baduy tidak ke luar daerah, terutama daerah zona merah penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Harapkan Ada Revisi Perpres No 7 Tahun 2021, Neno Warisman: Masyarakat Umum Dapat Rasakan Bahaya

Selama ini, kata dia, aktivitas masyarakat Baduy lebih banyak di rumah dan ladang untuk mengembangkan pertanian.

"Kami juga mengoptimalkan edukasi tentang bahaya Covid-19 agar mereka mengetahui penyebaran penyakit yang mematikan itu," katanya.

Menurut dia, Puskesmas setempat terus berupaya mengendalikan pandemi Covid-19 dengan membagikan ribuan masker di pemukiman warga dan melakukan penyemprotan desinfektan. Selain itu, juga menyiapkan wastafel di sepanjang jalan memasuki pemukiman Baduy.

Baca Juga: Sedang Jenguk Kakek, Seorang Balita Tewas Tertimpa Tabung Oksigen 50 Kilo di RSUD Sumut
 
Masyarakat Baduy yang tinggal di Pegunungan Kendeng dengan luas 5.100 hektare tersebar di 65 perkampungan dan dihuni sekitar 11.600 jiwa.

Tetua adat mengapresiasi kebijakan pemerintah daerah yang menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 28 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kebijakan itu, kata dia, untuk perlindungan diri juga keluarga dan orang lain agar tidak terpapar virus corona.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x