Ossy Dermawan ke Moeldoko: Jika Tak Bisa Membantu, Janganlah Mengganggu, Apalagi Menyakitinya

- 2 Februari 2021, 13:53 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ossy Dermawan.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ossy Dermawan. /Twitter/ @OssyDermawan.

PR BEKASI- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ossy Dermawan ikut bersuara terkait dugaan adanya pihak yang ingin merebut Partai Demokrat secara paksa, salah satunya dengan merebut jabatan Ketua Umum Partai.

Sebelumnya disebut bahwa pihak itu diduga ingin melakukan kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat sekarang yaitu Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. 

Sosok yang terlibat kudeta terhadap AHY itu diduga salah satunya berasal dari lingkar Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Sebut NU Serupa dengan PDIP, Gus Miftah: Sama-sama Melestarikan Budaya

Perihal sosok dari pejabat Jokowi yang diduga ingin melakukan kudeta terhadap AHY tersebut, diketahui bahwa orang yang dimaksud adalah Kepala Staf Presiden Moeldoko.

Terkait dugaan keterlibatan Moeldoko tersebut, Ossy Dermawan memberikan sebuah pesan yang ditujukan kepada Mantan Panglima TNI tersebut. 

Dirinya berbicara perihal etika yang seharusnya dilakukan terhadap orang yang telah berjasa dalam hidup ini.

Baca Juga: Minta Tidak Matikan Karier AHY, Natalius Pigai: Dia Itu Aset Bangsa, Pemimpin Kelas Dunia

Pesan tersebut disampaikan oleh Ossy Dermawan melalui cuitan di akun Twitter pribadi miliknya @OssyDermawan pada Selasa, 2 Februari 2021.

"Terhadap orang yang pernah berjasa kepada kita, saya diajarkan: 'jika tidak bisa membantu, janganlah mengganggu apalagi menyakitinya'," ujar Ossy Dermawan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan akun Twitter @OssyDermawan pada Selasa, 2 Februari 2021.

Sebelumnya diketahui Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyoono menggelar jumpa pers setelah melakukan Rapat Pimpinan Khusus dengan para pimpinan DPD dan DPC Partai.

Baca Juga: Kembali Dipolisikan Atas Dugaan Rasisme terhadap Suku Minang, Natalius Pigai: Korban Rasis Dibilang Rasis

Dalam pernyataan yang disampaikan olehnya pada Senin, 1 Januari 2021, tersebut, AHY menuding adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan Partai Demokrat secara paksa.

Soal gerakan tersebut, AHY menjelaskan bahwa hal ini diduga turut melibatkan pejabat penting pemerintah yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Jokowi.

Bukan hanya itu, ada dugaan bahwa gerakan tersebut mendapatkan dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Juga: Ungkap HRS Center Tidak Pernah Ada Wujudnya, Haikal Hassan: Saya Bukan Anggota FPI

Oleh sebab itu, dirinya telah mengirimkan surat resmi kepada Presiden untuk mendapat konfirmasi dan klarifikasi mengenai hal tersebut.

Walaupun AHY tidang menyebutkan siapa sosok terlibat yang berasal dari lingkar Presiden tersebut, hal itu setelahnya diungkapkan oleh salah satu politisi Partai Demokrat yaitu Andi Arief.

Ia menyebut bahwa pihak istana yang terlibat dalam dugaan kudeta terhadap AHY adalah KSP Moeldoko. Pernyataan tersebut Andi sampaikan dalam cuitan di akun Twitter pribadi miliknya @andiarief, Senin, 1 Februari 2021.

Baca Juga: Tarif Cukai Naik, Jumlah Produksi Rokok Diprediksi Turun Tahun Ini

"Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko. Kenapa AHY  berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi," ucap Andi.

Moeldoko diduga menemui beberapa kader Partai Demokrat untuk membahas hal perihal kudetan tersebut. 

Menjawab tudingan itu Moeldoko memberikan penjelasan mengapa dirinya dapat bertemu dengan kader Partai Demokrat saat itu.

Dalam pertemuan tersebut, Moeldoko hanya mendengarkan curhatan keluh kesah dari kader PD perihal kondisi dari partai tersebut. Kemudian mendengar hal itu, dirinya mengaku turut prihatin teradap kondisi partai.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah