"Yang orang mesti jangan lupa, pertandingan ini akan menarik, karena di situ ada seorang SBY, jadi jangan dilihat AHY yang mayor ya, kan sebagai seorang jagoan strategi, itu kan terbukti dengan cara beliau kemudian bisa jadi presiden dua kali," ucapnya.
"Dan kalau dari sisi skor, kubu istana atau kubu Jokowi dan Megawati ini kan pak SBY sudah menunjukkan dia menang berapa kali, ini menurut saya akan sangat menarik bagaimana caranya pak Moeldoko dan juga pak Jokowi menghadapi pertempuran jangka panjang yang mungkin sedang disiapkan oleh kubunya pak SBY," sambungnya.
Sebelumnya, Partai Demokrat diketahui telah memiliki bukti bahwa Moeldoko mengatakan "siap menjadi Ketua Umum Partai Demokrat" menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Mantan Panglima TNI yang kini menjadi anak buah Presiden Jokowi, mengatakan itu dalam pertemuan sejumlah kader Partai Demokrat di sebuah hotel.
Pernyataan ini dikatakan Wakil Sekjen Partai Demokrat Renanda Bachtar.
"Kami bukan menduga atau menuduh, tapi memang ada bukti keterlibatan Moeldoko. Maka itu, kami buat surat ke Jokowi, agar beliau tahu dan terang benderang massalah ini. Agar masalah ini tak lama gaduh," ucapnya.
Renanda Bachtar, AHY dan sejumlah pimpinan Partai Demokrat mendapatkan laporan dari para kader yang ikut dalam pertemuan dengan Moeldoko, ada pembicaraan pengambilalihan pimpinan Partai Demokrat.
Dalam pertemuan itu, Moeldoko juga mengatakan butuh kendaraan untuk maju di Pilpres 2024. Sebab, kepemimpinan Jokowi sudah dua periode dan tak akan mungkin maju lagi di periode selanjutnya.
Baca Juga: Ajak Siswa Hormati Perbedaan, Gus Yaqut: Agar Tidak Berlaku Semena-mena Atas Nama Kebebasan Agama