Dorong Pembukaan Bioskop, Upaya Tekan Pembajakan hingga Geliatkan Perfilman di Tengah Pandemi

- 10 Februari 2021, 17:48 WIB
Salah satu petugas yang sedang menyemprot disinfektan di dalam bioskop.
Salah satu petugas yang sedang menyemprot disinfektan di dalam bioskop. /RRI

Teknologi pemutar film digital yang saat ini didukung dengan upaya pencegahan pembajakan seperti tidak menyediakan layanan rekam digital, atau screenshoot atau diunduh dari platform digital diakui baik. Hal ini sejalan dengan misi untuk menekan pembajakan film semakin luas.

Namun, begitu tidak serta merta membuat para pembajak film putus cara. Karena pembajakan dengan merekam film secara manual dengan perangkat lain masih bisa dimungkinkan.

Baca Juga: Soroti Paket Pernikahan di Bawah Umur, KPAI Laporkan EO Aisha Weddings

Karena itu ia juga berharap upaya untuk menekan pembajakan dari pihak platform digital atau penyedia layanan streaming film sendiri juga harus bisa terus berinovasi untuk melakukan pengawasan guna mencegah pembajakan di kemudian hari.

"Saat ini misalnya platform digital itu memang tidak bisa di download, di screenshoot pun tidak bisa. Untuk saat ini, tapi tren ke depan belum tentu," kata Syaifullah Agam.

"Misalnya saya berlangganan platform digital, terus kemudian saya beli kamera yang tinggi dan saya beli tv dengan resolusi tinggi juga. Terus saya rekam manual aja," sambung Syaifullah Agam.

Baca Juga: Festival Santet Tuai Pro Kontra, Ketum Perdunu: Jangan Khawatir Mengarah pada Syirik atau Musyrik

Terkait dengan dampak pembajakan film, disebutkan Syaifullah Agam, dapat berdampak sangat buruk dengan merugikan pihak pembuat film untuk mendapat potensi pemasukan, dan juga negara yang seharusnya bisa mendapatkan potensi pemasukan melalui pajak.

Karena itu ia menekankan perlunya edukasi kepada masyarakat untuk dapat mengapresiasi perfilman di Indonesia. Tentunya dengan cara memberi apresiasi kepada kreator film untuk tidak mengkonsumsi pembajakan.

"Kadang orang lihat dari sisi daya beli, sehingga ada pemakluman. Sebenarnya kita juga harus lihat sisi kreatornya, bagaimana kita mendorong muncul karya bagus yang merepresentasikan keunggulan Indonesia di bidang itu, kalau tidak ada penghargaan." kata Syaifullah Agam.***

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah