Yakni, isu hubungan antara Novel Baswedan dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
"Untuk Novel, saya melihat "serangan" yang seragam. Berulang-ulang dari dulu isu hubungan dengan Gubernur DKI Jakarta disebut-sebut," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @febridiansyah pada Minggu, 14 Februari 2021.
Febri Diansyah menduga, cara tersebut digunakan untuk membuat Novel Baswedan merasa tidak betah berada di KPK.
Akan tetapi, menurutnya isu tersebut juga dapat memfasilitasi kepentingan politik dari pihak yang berseberangan dengan Anies.
Dia menyebut isu tersebut sebagai hal yang tidak masuk akal.
Isu radikal atau taliban dulu digunakan menyerang para Pegawai KPK seperti Novel @nazaqistsha, Ketua WP @peminumembun dll. Berbarengan waktunya dg proses revisi UU KPK.
Sekarang, bukan hilang, justru masih digunakan pd tokoh2.
Smpai kapan cara ini terus dilakukan?— Febri Diansyah (@febridiansyah) February 14, 2021
Baca Juga: Daerah Rumahnya di Jakarta Tidak Banjir, Jansen Sitindaon: Mantap Juga Gubernur Anies Baswedan
Febri menyatakan alasannya menyebut itu tidak masuk akal lantaran, di KPK, Novel Baswedan hanyalah salah satu dari penyidik yang berikhtiar untuk bekerja dengan benar dan sungguh-sungguh.
Sementaran untuk membuat keputusan mengenai penanganan perkara, tidak bisa ditentukan oleh satu orang saja.
Febri Diansyah menjelaskan, bahwa ada tahapan di empat direktorat berbeda, untuk menentukan kasus tersebut akan naik atau tidak.