"Jadi etikanya itu yang buruk, mencari devisa dengan memabukkan orang," katanya.
"Jadi etikanya itu yang buruk, mencari devisa dengan memabukkan orang," katanya.
Walaupun saat ini miras dapat diperoleh secara terbatas dengan pajak yang tinggi, ungkap Rocky Gerung, tapi bukan berarti pemerintah bisa mengeksploitasi itu.
"Bukan berarti pemerintah eksploitasi itu, sehingga semua orang dipaksa untuk ambil tabungannya untuk beli miras atau mencuri, itu masalahnya," tuturnya.
Perlu diketahui, Gubernur Papua Lukas Enembe telah menyatakan bahwa sebanyak 22 persen kematian di Tanah Papua disebabkan konsumsi minuman keras.
Baca Juga: Tolak Investasi Miras, Mardani Ali Sera: Generasi Masa Depan Bangsa Bisa Rusak!
Hal itu membuat miras jadi salah satu penyebab terkikisnya populasi penduduk asli Papua selain penyakit-penyakit di daerah tersebut.
Laporan Polda Papua pun membenarkan asumsi tersebut. Data pada tahun 2019 menyimpulkan bahwa 1.485 kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 277 warga meninggal sebagian besar terjadi didahului konsumsi miras.
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPPA) Papua juga menyampaikan bahwa minuman keras menjadi pemicu utama kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di berbagai daerah di Papua.***
Editor: Puji Fauziah
Sumber: Youtube Rocky Gerung