Timbulnya penyakit di tubuh orang yang mengonsumsi miras itu, menurut Rocky Gerung, justru menjadi komorbid yang akan berisiko dalam masa pandemi seperti sekarang ini.
"Nah itu yang disebut sebagai komorbid sebetulnya tuh. Jadi komorbid kita hari ini adalah alkohol," kata Rocky Gerung.
Heran dengan sikap pemerintah yang selama ini kerap memperingatkan orang yang memiliki komorbid untuk berhati-hati pada virus Covid-19 karena berisiko tinggi. Kini justru dianggap tidak konsisten dengan menerbitkan Perpres izin investasi miras.
"Padahal pemerintah selalu ingatkan 'yang punya komorbid hati-hati terhadap pandemi'. Nah sekarang pemerintah sendiri memperbanyak komorbid, dengan mengobral alkohol," kata Rocky Gerung.
"Jadi alkohol itu adalah komorbid, itu soalnya," kata Rocky Gerung menambahkan.
Sebab itu Rocky Gerung menyatakan bahwa biaya pengeluaran dari terbitnya kebijakan investasi miras itu jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pemasukan yang diharapkan negara.
Baca Juga: Mensos Risma Beri Tugas Penting kepada Karang Taruna untuk Perangi Hoaks dan Radikalisme
"Soal miras itu bukan sekadar soal harapan agar supaya ada pemasukkan bagi negara, justru pengeluarannya bisa lebih besar itu. Karena indeks harapan hidup kita justru makin memburuk nantinya dan itu biaya untuk memulihkan indeks harapan hidup itu lebih susah nanti, karena kita pasti kehilangan satu generasi itu," kata Rocky Gerung.***