"Pembiaran terhadap peristiwa tersebut adalah kesalahan besar. Istana harusnya khawatir ada seorang KSP yang punya ambisi buta, lantas menabrak konstitusi partai kami. Akrobat semacam ini menakutkan bagi rakyat," ujar Hinca Pandjaitan.
"Secara legalitas jelas tidak memenuhi. Secara moral pun jauh dari kata panutan. Bahkan jika diukur secara akal, jelas peristiwa tersebut nir logika," sambungnya.
Hinca Pandjaitan pun mempertanyakan kenapa Moeldoko tak tersentuh ketegasan pemimpinnya di Istana, yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Minta Jokowi Tak Intervensi KLB Demokrat, Ferdinand: Biar Hukum Putuskan, Moeldoko atau AHY yang Sah
"Kami sangat merasakan ketidakadilan hari ini. Rakyat sudah tahu tentang itu. Namun mengapa seorang KSP Moeldoko tetap tidak tersentuh oleh narasi tegas dari pimpinannya di Istana Presiden. Mengapa tuan?," ujar Hinca Pandjaitan.
Hinca Pandjaitan pun menyebut bahwa contoh yang Mahfud MD berikan, seperti kisruh PKB sangat berbeda dengan situasi masalah Partai Demokrat saat ini.
"Saya sungguh menyayangkan bahwa kacamata seorang cendikiawan hukum tidak mampu membedakan kedua situasi ini," ujar Hinca Pandjaitan.
Oleh karena itu, Hinca Pandjaitan menegaskan bahwa seluruh kader Partai Demokrat tetap menanti sikap bijak Presiden Jokowi.