PR BEKASI – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko seharusnya menolak tawaran sebagai Ketua Umum Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB).
Hal tersebut dikatakan oleh Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Mikael Rajamuda Bataona di Kupang, NTT pada Sabtu, 6 Maret 2021.
Menurutnya, Moeldoko seharusnya membiarkan opsi win win solution di antara para kader yang dipecat dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Dengan melakukan blunder politik seperti ini, Moeldoko secara langsung telah menyeret Kabinet Jokowi ke dalam kisruh Partai Demokrat,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.
Baca Juga: Komentari KLB Partai Demokrat, Fahri Hamzah: Kudeta Biasanya Berakhir Kudeta
Baca Juga: Asteroid Seukuran 2,5 kali Monas Melintasi Bumi Jumat Lalu, Diprediksi akan Kembali pada 2029 Nanti
Menurut dia, bahkan stigma buruk masyarakat akan makin kuat menyebut ini sebagai skenario penguasa.
Padahal friksi internal Demokrat, meski tanpa variabel Jokowi dan kekuasaan pun memang sudah ada potensinya, di mana, sejarah partai ini sejak era Anas memang sudah penuh faksi dan friksi
Hanya saja selama ini tidak pernah ter-"publish" dan diwacanakan secara besar-besaran seperti saat ini.
Editor: Puji Fauziah
Sumber: ANTARA