Ungkap Polemik Lamanya dengan PKS, Fahri Hamzah: Ada yang Lucu Nih, Saya Harusnya Dapat Rp30 Miliar

- 7 Maret 2021, 17:50 WIB
Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah. /Instagram.com/@fahrihamzah

PR BEKASI - Wakil Ketua Partai Gelora Fahri Hamzah masih memiliki masalah dengan partai lamanya yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dalam polemiknya, ia menyebut ada hal lucu terkait  permasalahan antara dirinya dan partai lamanya tersebut soal kompensasi yang seharusnya dia terima sebesar Rp30 miliar.

Diceritakan Fahri Hamzah, di Pengadilan sampai dengan masuk kasasi, dia sudah dinyatakan menang dan akan mendapat kompensasi Rp30 miliar dari PKS.

"Jadi memang ada yang lucu nih. Di Pengadilan sampai kasasi menang, harus bayar Rp30 miliar, karena waktu itu saya bilang harus ini dikompensasi kepada basis-basis perjuangan saya, anak yatim, rakyat, dan sebagainya," kata Fahri Hamzah, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Talk Show TvOne pada Minggu, 7 Maret 2021.

Baca Juga: Tanggapi Kisruh Demokrat, Annisa Pohan Sadar Sudah Lama Keadilan Pergi: Apakah Kita Terus Diam?

Baca Juga: Dilema Film Indonesia di Masa Pandemi, Bisakah Andalkan Platform Streaming Digital?

Baca Juga: Prank Polisi Usai Berpura-pura Jadi Mata-mata Korea Utara, Pria Ini Terancam Hukuman Penjara

Akan tetapi kemudian ada Peninjauan Kembali (PK), dikatakan olehnya bahwa yang lucu dari PK tersebut adalah dia akan tetap dimenangkan tetapi uang kompensasi sebesar Rp30 miliar dihilangkan.

Diungkapkannya orang kena denda tetapi dendanya itu sendiri tidak ada.

"Ya sebenarnya itu lucu tapi saya biarin aja lah dulu. Tapi istilahnya tuh, saya dimenangkan tapi uangnya diambil, kira-kira gitu. Saya enggak tau apakah ada nego untuk bagi-bagi atau apa," ujar Fahri Hamzah.

Diakuinya tidak ada perasaan tidak enak atau marah maupun kesal, dia menyebutnya sebagai transisi, transisi pada pencarian banyak orang.

Karena hubungannya dengan partai dan sebagainya, mengingatkan kembali kondisi Indonesia yang saat ini sedang mengalami kembali kegelisahan.

Baca Juga: Jokowi Tak Boleh Tampak Bodoh, Fahri Hamzah: Seharusnya Juru Bicara Tak Mondar-mandir Masuk TV

Diistilahkannya kalau itu sudah merupakan jam tubuh dari bangsa Indonesia, selalu ada kegelisahan besar dalam sejarahnya.

Oleh karena itu, dia sering membuat teori mengenai masa 20 tahunan di Indonesia selalu ada peristiwa besar yang terjadi.

"Kenapa? karena dia gelisah pada waktu itu dan gelisah itu bisa menghasilkan sesuatu yang naik atau yang turun gitu kan. Coba lihat angka delapan misalnya, di balik angka 8 selalu ada peristiwa besar, 08, 28, 48, 68," ucap Fahri Hamzah.

Pada 1908 terjadi peristiwa Budi Utomo, 1928 terjadi aksi Sumpah Pemuda, 1948 ada peristiwa Madiun, 1968 berdirinya Orde Baru, 1978 kejadian pendudukan kampus ITB.

Baca Juga: Tolak Kudeta Partai Demokrat, Musni Umar Sebut Tanpa Keterlibatan Kekuasaan, Mustahil Ada KLB

Lalu kemudian, dibeberkannya, pada 1998 Orde Baru tumbang, sementara tahun 2018 terjadi ribut-ribut masalah yang menyangkut mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan sebagainya.

"Kegalauan ideologis yang saya bilang tuh. Jadi kegalauan ini mesti dikelola. Nah itulah yang kemudian oleh teman-teman sepertinya Indonesia memerlukan satu arah baru, kita memerlukan tesis atau penyegaran kembali jati diri," kata Fahri Hamzah.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x