PR BEKASI - Komisaris Pelindo I, Irma Suryani Chaniago memberikan klarifikasi pernyataan soal Ahmad Dhani.
Menurutnya, dia tidak pernah berkata kalau musisi Ahmad Dhani tidak cocok menjadi politisi, hanya yang dikatakannya adalah Ahmad Dhani perlu belajar lebih banyak untuk menjadi seorang politisi.
Karena, diungkapkan Irma Suryani, untuk menjadi politisi harus mempunyai sikap yang konsisten.
Untuk membuktikannya, dia menagih janji Ahmad Dhani untuk memotong kemaluannya jika Presiden Joko Widodo menang dan terpilih dalam Pemilihan Presiden 2019 lalu.
Baca Juga: MenPAN-RB Larang ASN Lakukan Perjalanan Luar Daerah Selama Libur Isra Miraj dan Hari Suci Nyepi 2021
Baca Juga: Serikat Buruh Terbesar Myanmar Resmi Mogok Nasional, Dua Orang Tewas Tertembak di Kepala
Baca Juga: Wali Kota Bekasi Diduga Terlibat Kasus Sengketa Tanah, Polda Metro Jaya Jadwalkan Pemanggilan
"Karena satu politisi itu harus konsisten, ketika Anda bilang kalau Jokowi menang Anda potong t*t*t, sekarang Anda potong t*t*t apa enggak? Saya ngomong gini enggak pernah tedeng aling-aling, saya mengingatkan dia saja," kata Irma Suryani, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube CyberTV Indonesia pada Senin, 8 Maret 2021.
Sementara, mendengar pembahasan antara dua narasumbernya, Haikal Hassan selaku Presiden ILC (Indonesia Leaders Club), menyampaikan politisi harus mempunyai sikap konsistensi yang kuat.
Sehingga dia tidak akan menjadi bulan-bulanan karena sikap tidak konsistennya.
Dia melanjutkan, selain Ahmad Dhani, ada juga yang telah berjanji untuk memotong telinga.
Akan tetapi, ketika diklarifikasi tidak ada tantangan yang dimaksud.
Baca Juga: Prediksi Konflik Demokrat Semakin Meluas, Peneliti LIPI: Pemecatan Kader, Munculkan Opsi 3 Skenario
Dikatakan Haikal Hassan, begitu banyak perkataan yang telah terlontar tetapi ketika diminta pertanggungjawaban tidak terbukti.
"Sekarang Bang Ahmad Dhani yang pernah berjanji untuk memotong t...t begitu. Gimana itu Bang?" tanya Haikal Hassan.
Dijelaskan Ahmad Dhani menurutnya, Irma Suryani sebagai seorang politisi data yang diterimanya kurang akurat, itu hal yang sangat disayangkan.
Sebab twit yang dimaksud oleh Irma Suryani itu ternyata palsu. Mendengar jawaban Ahmad Dhani, Irma mempertanyakan kalau cuitan tersebut sudah beredar luas, bagaimana bisa palsu.
"Asyik kan? Asyik. Jadi gini saya jelaskan, saya datang ke dewan pers, saya laporkan ini ada twit palsu tapi hampir semua media memberitakan itu," ucap Ahmad Dhani.
Baca Juga: Tegaskan KLB Moeldoko Abal-abal, Dede Yusuf: Sesuai Arahan AHY, Kami Akan Hadapi dan Lawan
Dituturkannya, media massa yang mainstream, juga memiliki peranan penting dalam memecah belah. Seharusnya media massa itu melihat twit tersebut palsu atau tidak.
Jika memang benar twit asli miliknya, maka dilihat akun Twitter itu memiliki berapa pengikut, sebab pengikut Ahmad Dhani di Twitter sudah mencapai 2,5 juta.
Irma Suryani kembali menanggapi, kalau tidak jelas maka wartawan yang memberitakan itu tidak jelas, karena hampir seluruh media mewartakan hal itu.
"Karena media menyampaikan itu, saya menuntut," kata Irma Suryani.
Dilanjutkan oleh Ahmad Dhani, dia sudah menyambangi Dewan Pers dan kesalahannya adalah tidak melaporkan berita palsu itu ke pihak Kepolisian.
Baca Juga: Jelang Inter Milan Vs Atalanta, Ambisi Nerazzurri Raih Scudetto Berpotensi Dijegal Atalanta
Dia mengakui saat itu masih belum memahami soal Undang-undang ITE, tetapi pada akhirnya media massa yang memberitakan itu diminta untuk minta maaf padanya.
"Jadi saya sudah cocok jadi politisi ya?" tanya Ahmad Dhani.
"Belum juga, karena mesti banyak komunikasi politik lah," ucap Irma Suryani.***