Hal tersebut perlu dilakukan tidak menjadi bumerang bagi daerah tersebut. Jangan sampai hal ini membuat orang-orang justru ogah mendatangi kawasan tersebut.
"Karena dasarnya setiap destinasi pasti ingin dikenal sebagai destinasi yang tumbuh, dinamis dan optimistis," katanya.
Chief Operating Officer Atourin, Reza Permadi Halim, berpendapat wisata hantu menarik untuk diangkat meski tema ini lebih menarik bila dieksplorasi langsung ke lokasi, bukan lewat tur virtual.
Senada dengan pernyataan Diaz Pranita, latar belakang dan cerita-cerita yang membuat bulu kuduk merinding tidak cukup dalam mengembangkan wisata jenis ini.
"Pengetahuan atau sejarah kelamnya juga harus ditonjolkan," kata Reza Permadi Halim, menambahkan tempat yang lekat dengan mitos-mitos juga berpotensi jadi tujuan wisata.
Hal lain yang harus dipikirkan terkait penyelenggaraan wisata hantu adalah soal keselamatan peserta di lokasi.
Penyelenggara wisata harus memastikan keamanan dari seluruh peserta yang mengikuti tur tersebut.
Beberapa waktu lalu, ada tur mistis di Jakarta di perlintasan kereta Bintaro yang pesertanya nyaris celaka karena berada di sana ketika kereta masih melintas.
Ken Dea Wardani, pegiat wisata yang aktif berbagi pengalaman di Instagram, berpendapat wisata mistis memang menarik.